-->

Pengaturan tegangan

Written By Anisa film on Minggu, 25 Januari 2015 | 1/25/2015 01:10:00 AM


PEMELIHARAAN SISTEM PENGAWATAN PERANGKAT INDUSTRI
01. Pengelompokan Pengawatan
02. Kelistrikan Lokomotip
03. Modul Elektronik
04. Prinsip kerja Lokomotip Diesel Elektrik
05. Pengaturan tegangan
06. Sinyal Umpan Balik
07. Piranti Pengaturan Beban
08. Silicon Controler Rectifier
09. Sistem Pengaman Slip
10. Pemeliharaan Traksi Motor
11. Kesalahan Utama Gangguan Traksi Motor

Untuk mengatur keluaran tegangan pada harga yang aman, diperlukan rangkaian kompak yang berupa Module-module untuk pengaturan eksitasi dan pengaturan tegangan. Module-Module tersebut akan kita pahami pada yang berikut ini secara singkat.

Modul GV (pengaturan modul generator)

Modul GV membatasi keluaran tegangan sampai batas maksimum aman pada Main Generator. Pengaturan ini dilakukan dengan cara memodulasikan sinyal kontrol ke Modul SE pada saat tegangan yang keluar dari Main Generator cenderung meningkat. Dengan sinyal control yang meningkat akibat dari peningkatan tegangan yang keluar pada Main Generator, maka akan mengakibatkan penurunan eksitasi pada medan magnet Main Generator.

Gambar 8.9. Modul GV Regulasi Tegangan Generator

Pengaturan tegangan oleh Modul GV adalah dengan sebuah Transistor yang dikendalikan oleh adanya kenaikan amplitudo pulsa-pulsa yang diperoleh dari kecenderungan kenaikan tegangan. Dengan demikian, maka kerjanya Transistor adalah menggunakan pulsa-pulsa sebagai umpan balik, untuk mengatur eksitasi terhadap tegangan.

Modul GX (generator excitation regulating module)

Modul GX adalah untuk membatasi eksitasi pada Main Generator apabila terjadi adanya arus yang mengalir ke medan magnet Generator meningkat dan melebihi batas aman. Cara kerja dari sistem ini adalah menggunakan sinyal dari sebuah transduser yang besarnya sinyal tersebut sebanding dengan arus listrik yang mengalir ke medan magnet Main Generator. Sinyal ini selanjutnya di modulasikan kedalam Modul SE (apbila terjadi arus meningkat yang melebihi batas aman).

Gambar 8.10. Rangkaian Modul GX

Modul GX terdiri dari dua buah transformator untuk meModulasikan kedua sinyal dari: besarnya arus yang mengalir dari exiter ke medan magnet Generator, dan dari nilai besarnya tegangan keluaran dari exiter.

Kedua sinyal ini, selanjutnya adalah sebagai pengendali bekerjanya Transistor pada Modul GX, dan selanjutnya barangkai dengan Modul GV, untuk bersama dalam mengatur sistem eksitasi Main Generator.

Modul RC (rate control module)

Sistem eksitasi pada Main Generator mempunyai tanggapan yang sangat cepat sewaktu gagang throtle dinaikan kedudukannya lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan kenaikan tenaga lokomotip begitu cepat. Karena hal ini tidak dikehendaki, maka perlu adanya kendali untuk mengatur, agar kenaikan tenaga lokomotip berlangsung dengan halus dan tidak mengejut. Untuk keperluan ini dipakai sebuah rangkaian Resistor capasitor timing circuit.

Gambar 8.11. Rangkaian Modul RC

Dasar bekerjanya alat ini adalah menggunakan saat pengisian capacitor dengan rangkaian Resistor. Dengan cara demikian, maka Transistor pada Modul RC bekerjanya dapat diatur, sehingga memungkinkan rangkaian eksitasi dapat diatur waktunya.

Modul SE (sensor module)

Sensor Modul mengendalikan besarnya arus listrik untuk eksitasi pada lapang magnet Main Generator. Arus ini berasal dari eksiter (exciter) melalui SCR assembly yang dirangkai pada sistem jembatan 3 phase. SCR ini belum ON sampai adanya nilai-nilai pada anoda yang lebih positip terhadap katodanya, dan juga SCR belum ON apabila sinyal sulut belum diberikan pada gate SCR.
Begitu SCR ON, maka SCR tetap ON selama anoda positip terhadap katoda (meskipun sinyal sulut diputus).

Modul SE berfungsi memberi sinyal pada masing-masing gate pada SCR, sehingga SCR tersebut ON yang memungkinkan arus listrik dari eksiter (exciter) mengalir ke lapang magnetik Main Generator. Arus listrik yang mengalir dari exciter adalah arus bolak balik (karena rangkaian SCR merupakan rangkaian jembatan 3 phase), maka arus dapat mengalir ke lapang magnet hanya berlangsung pada saat tegangan sinusoidal bernilai positip. Arus yang dapat mengalir maksimum terjadi pada setengah gelombang di daerah positip. Pada saat nilai tegangan mulai menjadi positip dari lintasan negatip, dan saat tegangan akan bernilai 0 yang akan menuju daerah negatip, maka itulah jumlah arus maksimum yang dapat mengalir ke lapang magnet dari tiap-tiap phase.

Apabila penyulutan SCR dimulai pada saat tegangan mulai positip, maka SCR akan kerja selama periode positip penuh (ini berarti arus mengalir maksimum dan mengakibatkan eksitasi dengan maksimum pula).

Sebaliknya, bila penyulutan SCR terjadi pada saat positip mendekati nilai 0, maka SCR kerja hanya selama saat penyulutan sampai nilai positip akan bertukar menuju negatip. Demikian, fungsi utama dari Modul SE dalam mengatur waktu penyulutan SCR untuk memperoleh jumlah arus untuk eksitasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Modul TH (throtle response circuit module)

Modul TH berfungsi untuk membuat tegangan stabil 68 Volt guna keperluan excitation control system, yaitu: tegangan yang mengalir ke CV Modul, Modul FP. Tegangan ini sangat stabil yang diperoleh dengan menggunakan rangkaian Voltage Regulator didalam Modul TH, yang terdiri dari IC dan beberapa Transistor. Kestabilan tegangan ini sangat diperlukan, karena dipakai sebagai besaran standard pembanding untuk keperluan pengendalian eksitasi pada lapang Main Generator.

Gambar 8.12. Rangkaian Modul Sensor

Fungsi yang lain adalah membangkitkan sinyal sebanding dengan kedudukan gagang throtle. Makin tinggi kedudukan throtle, makin besar sinyal yang diberikan dan sebaliknya. Sinyal ini selanjutnya sebagai tegangan yang diperbandingkan dengan tegangan keluaran dari Modul SE didalam Modul FP yang mengatur kerja Transistor untuk keperluan eksitasi Main Generator.

Gambar 8.13. Rangkaian Modul TH

Rangkaian lain dari keluaran Modul TH akan mengeluarkan tegangan untuk mengoperasikan solenoid pada governor motor diesel, dan Operasi Solenoid ini akan menghasilkan sinyal yang digunakan untuk mengendalikan putaran motor diesel.

Sinyal ini bekerja secara logika dan digital. Sinyal ini dihasilkan oleh sejumlah komponen, seperti beberapa Transistor opto isolator pada Modul TH. Rangkaian Modul TH sangat kompak dan rumit, karena terdiri dari beberapa IC, Transistor opto isolator, Diode, dan lain sebagainya.

Modul EL (Sistem pengaman dan pembatas eksitasi)

Sistem pengaman eksitasi ini terdiri dari Modul EL dan sebuah transducer yang memberikan sinyal ke Modul EL sebanding dengan arus yang mengalir ke lapang Main Generator.

Modul EL berfungsi untuk mencegah terjadinya arus eksitasi yang berlebihan pada Main Generator dengan cara mengatur kerjanya rangkaian relay-relay eksitasi EQP (bila arus eksitasi yang melewati Modul GX melebihi harga yang aman).

Gambar 8.14. Rangkaian Pengaman dan Pembatas Eksitasi

Transducer ini menerima sinyal AC dari exciter yang terpasang seri dengan Modul EL. Sinyal yang dibangkitkan dari adanya induksi pada sebuah kumparan yang intinya terinduksi oleh arus listrik yang mengalir untuk keperluan eksitasi. Apabila terjadi arus eksitasi lebih dari pada harga yang aman, maka akan terbangkit sinyal yang besarnya sebanding dengan kenaikan arus eksitasi. Ini akan menyebabkan rangkaian Modul EL pada Transistornya bekerja, selanjutnya akan memutus rangkaian pada sistim eksitasi. Bersamaan dengan itu akan menyalakan lampu indikator yang memberi tanda terjadinya arus eksitasi lebih.

Modul FP (feedback module)

Modul FP berfungsi untuk mengontrol tenaga yang keluar dari Main Generator pada suatu harga yang sebanding dengan kedudukan gagang throtle. Prinsip kerjanya adalah: dengan sistem sinyal dari besaran yang keluar dari Main Generator sebagai sinyal umpan-balik yang selanjutnya akan mengatur besaran-besaran tersebut, sehingga tercapai harga yang diinginkan. Sinyal umpan balik tersebut di dalam modul FP dibandingkan dengan sinyal dari modul TH.

Gambar 8.15. Gagang Throtle

Selanjutnya hasil perbandingan ini untuk mengendalikan modul SE, yaitu: arus yang mengalir pada magnetic amplifier.

Gambar 8.16. Rangkaian Module Feedback

Pengendalian ini dengan menggunakan level sinyal tegangan dan level arus Main Generator sebagai sinyal umpan balik. Kombinasi kedua sinyal ini selanjutnya dipergunakan sebagai sinyal yang berfungsi untuk mengontrol tenaga Main Generator.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger