PEMELIHARAAN, PERBAIKAN DAN KESEHATAN SERTA KESELAMATAN KERJA | |
1. Pemeliharaan dan Perbaikan 2. Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan 3. Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan |
4. Pemeliharaan dan Perbaikan Berbantuan Komputer 5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 6. Organisasi Keselamatan Kerja |
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang manajemen pemeliharaan dan perbaikan, lebih dahulu kita perlu memahami sifat pekerjaan atau kegiatan pemeliharaan dan perbaikan secara umum.
Pemeliharaan dan perbaikan meliputi berbagai aktifitas atau kegiatan, seperti ditunjukkan pada gambar 1.1. Pada umumnya aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: kegiatan yang dapat direncanakan dan kegiatan yang tidak terduga atau tidak dapat direncanakan. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang bersifat rutin merupakan kegiatan yang dapat direncanakan, sedangkan kegiatan yang bersifat darurat, misalnya kerusakan alat akibat kecelakaan (misalnya terjatuh, kena petir, dan lain-lain) merupakan kegiatan yang tidak dapat diduga. Namun demikian, hal-hal semacam ini harus dapat di antisipasi. Minimal kita tahu apa yang harus kita lakukan pada saat terjadi gangguan semacam itu.
Pemeliharaan preventif
Dalam pengertian yang luas, pemeliharaan preventif meliputi aspek rekayasa (engneering) dan manajemen. Di bidang rekayasa, pemeliharaan preventif meliputi: mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan peralatan yang ada saat ini, melalui analisa statistik kegagalan atau kesalahan yang ada, atau berdasarkan catatan perbaikan yang ada. Pekerjaan ini harus dapat dilakukan secara tepat oleh orang yang benar-benar ahli pada di bidangnya dan dengan frekuensi yang tepat pula (misalnya dua kali dalam setahun).Jika terlalu sering, maka bukan saja akan menambah biaya pemeliharaan, tetapi juga akan menurunkan produktifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Data pada Gambar 1.2. menunjukkan, bahwa kerusakan banyak terjadi pada awal pemakaian alat. Hal ini dapat disebabkan oleh kelalaian pekerja atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat (ini disebut kegagalan produk).
Tingkat kerusakan alat akan menurun setelah pekerja mulai terbiasa menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin sering mengalami gangguan, sehingga perbaikan akan semakin sering dilakukan, sampai masa pakai alat tersebut habis. Pada masa ini, artinya alat sudah tidak mungkin diperbaiki lagi.
Di bidang manajemen, kegiatan pemeliharaan meliputi: membuat daftar pekerjaan, menentukan jumlah dan kualifikasi (bidang keahlian) teknisi yang diperlukan, memperkirakan berapa lama pekerjaan tersebut dilaksanakan, merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta memprediksi biaya pemeliharaan dan perbaikan. Semua kegiatan ini biasanya dicantumkan dalam sebuah lembar kontrol.
Hal paling utama dalam pemeliharaan preventif adalah menentukan Daftar Pekerjaan. Tujuan utama dibuatnya daftar pekerjaan adalah untuk mengingatkan pekerja tentang: alat apa yang harus di servis, apa yang harus dilakukan oleh teknisi atau pekerja (misalnya mengukur atau menguji arus atau tegangan pada titik tertentu, membersihkan alat, mengganti komponen, dan sebagainya. ), Dalam daftar ini juga akan tercantum prosedur pelaksanaan pemeliharaan yang harus dilakukan.
Daftar pekerjaan sebaiknya disusun oleh berbagai stakeholder (manufaktur, ahli mekanik, tenaga ahli, kontraktor, perusahaan asuransi, pemerintah, asosiasi terkait, distributor, konsultan dan berbagai kalangan pengguna produk).
Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar 1.3.Alat Bantu Kerja.
Alat bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga ahli untuk menentukan jenis dan lokasi kerusakan sistem yang diperiksa. Ini bisa berupa buku manual pemeliharaan, peralatan uji (multi-meter, osiloskop, logic probe, dan sebagainya), atau peralatan khusus (misalnya untuk kalibrasi alat ukur). Peralatan uji dapat kita pelajari secara khusus pada label lain di blog ini. Pada saat kita membeli peralatan elektronik (dan juga alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya diberi Buku Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau cara mengatasi gangguan pada alat tersebut. Bentuk dan format manual pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung dari pabrik pembuat alat tersebut. Contoh format manual pemeliharaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Manual pemeliharaan juga ada yang berupa diagram alir, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. Sistem yang akan dianalisis dalam contoh ini misalnya adalah sebuah regulator. Gambar 1.5 adalah blok diagram regulator yang akan diperiksa.
Manual yang baik berisi:
- Diskripsi sistem dan cara mengoperasikannya
- Spesifikasi kinerja sistem
- Teori Operasi (sistem, blok diagram atau rangkaian)
- Cara pemeliharaan (preventif dan cara mengatasi kondisi darurat)
- Daftar suku cadang
- Tata letak mekanis
Cara melokalisir kerusakan
Melokalisir kerusakan pada rangkaian sederhana:Melokalisir kerusakan pada rangkaian yang kompleks:
Pada dasarnya sistem yang kompleks terdiri dari beberapa blok rangkaian (sub-sistem) yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Untuk menentukan kerusakan komponen pada rangkaian yang terdiri dari ratusan atau ribuan komponen pastilah tidak mudah. Oleh karena itu, bagilah sistem tersebut menjadi beberapa blok sesuai dengan fungsi setiap blok, seperti contoh gambar 1-8: rangkaian generator sinyal rf berikut ini. Ujilah kinerja setiap blok. Mulailah menguji dari sumber dayanya, dilanjutkan ke blok-blok berikutnya. Dengan cara ini jika ada blok yang tidak berfungsi dengan baik akan mudah dikenali.
Carilah manual dari sebuah sistem elektronik, misalnya TV, Video player atau lainnya. Lihat gambar rangkaiannya. Dari rangkaian tersebut buatlah blok diagramnya.
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih, atas saran atau usulan anda.