-->

Proses pemeliharaan di industri

Written By Anisa film on Sabtu, 06 September 2014 | 9/06/2014 12:28:00 PM


PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN/KEGAGALAN
1. Proses Pemeliharaan di Industri
2. Spesifikasi
3. Keandalan dan Kegagalan
4. Metode-Metode Pelacakan Kerusakan
5. Analisis Problem-Solving
6. Pengujian Komponen Aktif
7. Pengecekan dan Pengujian Rangkaian

Definisi sistem, adalah gabungan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain-nya secara lengkap dan teratur, serta membentuk suatu fungsi.

Gambar 2.1: Contoh Alat Komunikasi Sebuah Sistem

Sebagai contoh sebuah sistem secara umum yaitu: manusia, alat ukur elektronika, alat komunikasi, mobil, peralatan elektronika dalam rumah tangga, peralatan dalam industri, dan lain-lain.
Mari kita pertimbangkan, mengapa dibutuhkan suatu bagian pemeliharaan dan perbaikan ?
Tentu saja hal ini di-perlukan agar:
  • Peralatan tetap dalam kondisi kerja yang normal.
  • Menghindari kesalahan proses.
  • Meningkatkan kualitas layanan jasa.
  • Meningkatkan kualitas produksi.
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan.
  • Memenuhi kebutuhan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.
Definisi maintainability (kemampuan pemeliharaan), adalah kemungkinan suatu sistem yang rusak untuk dikembalikan-nya pada kondisi kerja penuh dalam suatu perioda waktu yang telah ditentukan.
Tujuan pemeliharaan, adalah untuk mencapai tingkat kepuasan dari availability (keberadaan) sistem dengan biaya yang layak/wajar dan efisiensi.
Rumus yang diberikan-nya adalah seperti berikut:


dimana:
M (t), adalah: Maintainability
t, adalah: waktu yang diizinkan untuk pemeliharaan (jam).
MTTR, adalah: waktu rata-rata perbaikan (jam).
ยต, adalah kecepatan perbaikan (per jam).

Gambar 2.2: Pemeliharaan

Prinsip-prinsip pemeliharaan:
Prinsip pemeliharaan bergantung pada beberapa faktor, antara lain:
  • Tipe sistem
  • Tempat dan kerja sistem.
  • Kondisi lingkungan.
  • Tingkat ke-andalan sistem yang diinginkan.
Semuanya ini berkaitan erat dengan keahlian dari staf pemeliharaan dan perlengkapan komponen.
Ada dua cara pemeliharaan, yaitu:
  1. Preventive Maintenance (pemeliharaan untuk pencegahan):
    mengganti bagian-bagian/komponen yang hampir rusak, serta kalibrasi.
  2. Corrective Maintenance (pemeliharaan untuk perbaikan):
    mengganti komponen yang rusak.
Pada Preventive maintenance, penggantian dilakukan sebelum komponen benar-benar rusak (aus karena pemakaian) sehingga keandalan sistem dapat diperbesar. Sebagai contoh, komponen dari bagian yang bergerak dan digunakan secara terus menerus sebaiknya diganti sebelum rusak, misalnya: servo potensiometer, motor dan sikatnya kontak pada relay, dan saklar atau lampu pijar (filamen).

Gambar 2.3: Lampu Pijar Umurnya Tak Panjang

Suatu sistem yang menggunakan sejumlah besar lampu indikator, memiliki grafik kerusakan seperti gambar 2.4.

Gambar 2.4: Grafik Kerusakan Lampu Indikator

Grafik kegagalan menunjukkan bahwa puncak kegagalan terjadi pada 1000 jam. Kemungkinan suatu lampu indikator mengalami kegagalan sebelum 1000 jam adalah 0,5 (50 %). Jadi, bila lampu diganti setelah 1000 jam, kemungkinan setiap lampu mengalami kegagalan selama waktu itu adalah 0,5 (50 %). Apabila semua lampu diganti pada waktu yang bersamaan dalam standar deviasi sebelum umur rata-ratanya, maka hal ini akan membuat tingkat keandalannya lebih baik.

Kesulitannya adalah memperki rakan dengan tepat periode ke-ausan untuk komponen pada bagian dalam, sehingga menjadi tidak ekonomis untuk melaksanakan pemeliharaan preventif.

Kerugiannya adalah gangguan-gangguan yang terjadi selama pengerjaan pemeliharaan preventif tersebut, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada alat itu sendiri.

Gambar 2.5: Memperkirakan ke-ausan itu sulit

Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) adalah aktivitas pelayanan sistem elektronika selama penggunaannya, jika terjadi kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan, dan tidak dapat ditanggulangi dengan pemeriksaan. Dalam kenyataannya, pemeriksaan suatu kerusakan lebih disukai daripada pencegahan.

Tiga tingkatan dalam perbaikan:
  1. Pengamatan Kerusakan
    • Catat gejala-gejalanya
    • Bandingkan dengan spesifikasi
  2. Lokalisasi (Menentukan tempat kerusakan)
  3. Perbaikan kerusakan

Sebagai gambaran, Gambar 2.6 memperlihatkan hubungan antara ongkos pemeliharaan dan ongkos perbaikan, serta tersedianya perlengkapan itu sendiri.

Gambar 2.6

Keterangan:
  1. Jumlah ongkos-ongkos pemeliharaan dan perbaikan.
  2. Ongkos-ongkos perbaikan + kerugian kerusakan (kerugian produksi, tenaga kerja yang mengganggur, dsb).
  3. Ongkos-ongkos perbaikan.
  4. Ongkos-ongkos pemeliharaan.
  5. Regangan optimum, dimana jumlah biaya harus diberikan (batas-batas tidak mutlak, dan mungkin berbeda dari masalah ke masalah).
  6. Optimasi tersedianya perlengkapan.
Dapat terlihat dengan jelas, bahwa: ada rentangan optimum, yaitu: usaha pemeliharaan itu dapat ditentukan secara ekonomis. Sebaliknya, ongkos pemeliharaan meningkat sedemikian rupa, sehingga tak seorangpun dapat mengatasinya.

Gambar 2.7:Ongkos pemeliharaan yang tidak menentu


Pemeliharaan di industri:
Tujuan menjalankan dan membentuk suatu perusahaan industri adalah mencari suatu keuntungan. Untuk mencapai itu semua, perusahaan harus:
  • Memperhatikan dengan cermat manajemen perusahaan.
  • Mengorganisasikan dan meng-koordinasikan seluruh kegiatan didalam suatu perusahaan, untuk meningkatkan keuntungan usaha

Gambar 2.8: Kedisiplinan terhadap waktu

Suatu perusahaan tidak hanya memproduksi barang-barang yang dapat dijual, tetapi juga harus siap menghadapi persaingan. Untuk itu, barang-barang tersebut harus memenuhi:
  • harga wajar;
  • berkualitas;
  • produksi dan distribusi tepat waktu.
Untuk memenuhi produksi, harus di laksanakan:
  • Efisien dan ekonomis (Semua peralatan harus beroperasi secara efisien dan akurat pada tingkat produksi yang disyaratkan).
  • Penjadwalan waktu istirahat, di rencanakan secara cermat.
  • Pengembangan produksi harus terus dilakukan dengan menghasilkan produk baru dan berstandar, serta berkualitas melalui teknis, proses, sistem, metoda, dan optimalisasi.

Gambar 2.9: Pengembangan Produksi

Maka bagian pemeliharaan:
  • Harus maju sesuai dengan teknik mutakhir yang dipakai.
  • Harus merencanakan pemeliharaan secara teratur dan tidak mengganggu jadwal produksi, sehingga waktu tunggu dan kerugian menjadi minimal.
Pemeliharaan yang tidak memadai dapat menimbulkan kerusakan dengan biaya tinggi dan tidak hanya dalam perbaikan saja, tetapi juga kerugian jumlah produksi.

Pemeliharaan dalam pelayanan umum:
Suatu bentuk pelayanan umum tidak untuk mencari keuntungan. Fungsi utama mereka untuk menyediakan pelayanan bagi masyarakat (konsumen). Misalnya: kantor dan hotel komersial menyediakan pemanas, spa, lift, dan sebagainya.

Gambar 2.10: Kolam Air Panas

Kerusakan dari pelayanan bagian manapun, mungkin secara tidak langsung akan menyebabkan kerugian, karena dihubungkan dengan reputasi perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi bisnis. Dan tentunya sebagai konsumen seharusnya kita ikut menjaga fasilitas umum tersebut, karena semuanya itu untuk kepentingan dan kelancaran bersama.

Gambar 2.11: Kerugian Karena Kerusakan Pelayanan

Banyak situasi lain, bahwa kegagalan teknik dalam pelayanan pemeliharaannya tidak dapat semata-mata ditaksir dalam hal keuangan, dan penjelasannya seperti berikut ini.
  • Rumah sakit yang berfungsi terus menerus, kerusakan dan pengangguran perlengkapan tertentu dapat berakibat fatal. Dalam hal semacam ini, diperlukan bagian yang siap untuk memasang perlengkapan, untuk melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan secara rutin. Sistem pemeliharaan awal adalah menjamin perlengkapan tersebut dapat dipercaya setiap waktu.
  • Kegagalan pelayanan darurat pada sekolah, perpustakaan, dan kantor tidak akan menyebabkan malapetaka atau keru gian hasil, tetapi hal ini akan menyebabkan ketidaksenangan atau ketidaknyamanan.

Gambar 2.12: Peralatan Rumah Sakit Yang Perlu Dipelihara

Jadi, pemeliharaan bagian pelayanan yang bersifat umum juga harus diperhatikan, karena secara tidak langsung berhubungan dengan kelangsungan atau kelancaran perusahaan itu sendiri.

Keuntungan pemeliharaan yang direncanakan:
Pemeliharaan yang terprogram dapat diterapkan dengan baik pada semua jenis industri, tetapi efek dan keuntungan-keuntungannya akan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada industri, kondisi lokal, dan juga bentuk penerapannya. Pemeliharaan terprogram bukanlah satu-satunya cara mengatasi semua kesullitan untuk setiap persoalan pemeliharaan.

Pemeliharaan terprogram ini tidak akan menyelesaikan masalah bila:
  • Bagian ketrampilannya lemah
  • Kekurangan peralatan
  • Rancangan peralatan yang jelek atau pengoperasian peralatan yang salah.

Gambar 2.13: Pemeliharaan yang Terprogram

Pemeliharaan yang terprogram adalah perencanaan suatu perusahaan dalam mengoptimasikan sumberdaya manusia, biaya, bahan, dan mesin sebagai penunjang.

Keuntungan pemeliharaan terprogram adalah:
  • Tersedianya material yang lebih besar, dengan cara:
    • memperkecil kerusakan yang akan timbul pada pabrik yang secara teratur dan benar-benar dipelihara
    • pemeliharaan akan dilaksanakan bila hal itu paling menguntungkan, dan akan menyebabkan kerugian produksi yang minimum;
    • tuntutan komponen dan perlengkapan diketahui sebelumnya, dan tersedia bila diperlukan.
  • Pelayanan yang diprogram, dan penyesuaian memelihara hasil pabrik yang terus-menerus;
  • Pelayanan yang rutin lebih murah dari pada perbaikan yang tiba-tiba, dan menggunakan tenaga lebih banyak tapi efektif;
  • Penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program;
  • Dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan secara optimum.

Gambar 2.14: Segala Sesuatu Harus Direncanakan

2 komentar :

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger