-->
Home » , » Pengecekan dan pengujian rangkaian

Pengecekan dan pengujian rangkaian

Written By Anisa film on Selasa, 30 September 2014 | 9/30/2014 04:52:00 AM


PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN/KEGAGALAN
1. Proses Pemeliharaan di Industri
2. Spesifikasi
3. Keandalan dan Kegagalan
4. Metode-Metode Pelacakan Kerusakan
5. Analisis Problem-Solving
6. Pengujian Komponen Aktif
7. Pengecekan dan Pengujian Rangkaian

Pengujian kesinambungan

  • Sejumlah masalah dapat diketahui dengan pemeriksaan jalur PCB memiliki resistansi mendekati nol. Ohm-meter dengan skala Rx1 dapat digunakan untuk ini.
  • Dengan alat penguji yang dapat didengar seperti gambar 2.61, mata dapat terus mengawasi rangkaian. Gunakan penunjuk jarum untuk menembus lapisan oksida yang membentuk isolator, dan pastikan bahwa instrumen yang diuji sedang mati.
Berikut adalah beberapa kemungkinan tempat-tempat untuk kerusakkan kesinambungan:
  • Dua ujung kabel (konduktor atau konektor yang patah).
  • Kaki IC dan jalur rangkaian pada PCB menjadikan koneksi yang tidak baik, terutama jika IC menggunakan soket.
  • Dua ujung jalur yang panjang dan tipis pada PCB.
  • Kontak saklar atau relay yang diam atau bergerak (kontak saklar yang bengkok, patah, atau berkarat).

Hubung singkat dan terbuka

Gambar 2.61: Alat Tester Kesinambungan Dengan Audio

Gambar 2.61.a

Gambar 2.61.b

Gambar 2.61.c

Gambar 2.61.d

Gambar 2.61(a) sampai (c) menunjukkan distribusi tegangan pada rangkaian seri di bawah keadaan normal, kondisi hubung singkat, dan terbuka.
  • Untuk mengetrace rangkaian seri yang hubung singkat atau terbuka, dengan osiloskop atau voltmeter dari ground ke A, gerakkan ke B, C, D, E, dan F. Tegangan yang mengedrop hingga menuju tegangan nol diamati pada titik F.
Jika tidak ada drop tegangan melalui beberapa elemen hingga tegangan yang masuk didrop, mungkin ada suatu retakan di rangkaian, antara D dan E pada gambar 2.61(c).
  • Gambar 2.61.d: menunjukkan tegangan yang menghasilkan daya pada resistansi. Resistor yang ditemukan untuk mendissipasikan daya yang lebih, maka menjadi hubung singkat. Dissipasi resistor daya yang kurang dari ¼ nilai dayanya kemungkinan besar adalah rangkaian yang terbuka.
Kalau satu atau lebih elemen memiliki tegangan yang kecil/nol , maka dicurigai hubung singkat, tapi tidak berlaku untuk:
  • Elemen sekering, thermistor dan koil menunjukkan tegangan drop yang sangat kecil, karena mempunyai resistansi sangat rendah.
  • Resistor yang bernilai kecil akan mengedrop tegangan yang kecil, tapi nilai pada range 100 Ω biasanya digunakan secara seri pada input dan output amplifier frekuensi tinggi untuk mencegah osilasi. Hal ini menunjukkan tidak ada tegangan drop pada frekuensi sinyal dan dc. Resistor decoupling catu daya (gambar 2.62) pada range 100 Ω hingga 1KΩ, juga menunjukkan tidak adanya drop pada dc.
  • Resistor tertentu tidak ada tegangan di bawah kondisi sinyal tertentu, tetapi menunjukkan tegangan di bawah kondisi yang lain. Misalnya: resistor emiter pada penguat daya komplementary-simetris (gambar 2.63) atau penguat pushpull kelas B tidak ada drop, tapi akan menge-drop pada tegangan satu volt atau lebih pada sinyal penuh.
Gambar 2.62: Rs Sebagai Resistor Decoupling Pada Catu Daya

Gambar 2.63: Re Pada Penguat Komplementary-Simetris

Schmitt trigger, one shot, dan flip-flop (gambar 2.64), akan menunjukkan tidak ada drop yang melewati resistor kolektor ketika drop hampir sebesar VCC melewati yang lainnya.

Gambar 2.64: Rc Pada Flip-Flop

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger