-->

Spesifikasi

Written By Anisa film on Rabu, 10 September 2014 | 9/10/2014 05:17:00 PM


PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN/KEGAGALAN
1. Proses Pemeliharaan di Industri
2. Spesifikasi
3. Keandalan dan Kegagalan
4. Metode-Metode Pelacakan Kerusakan
5. Analisis Problem-Solving
6. Pengujian Komponen Aktif
7. Pengecekan dan Pengujian Rangkaian

Definisi spesifikasi:

Pernyataan terperinci dari karakteristik yang dikehendaki pada suatu perlengkapan, peralatan, sistem, produk atau proses.

Manfaat mengatahui Spesifikasi (spec):
Bagi Perusahaan: untuk mencapai spec. standard yang lebih baik lagi.
Bagi Konsumen: untuk membandingkan kelebihan/kekurangan dengan produk yang lain (memilih yang terbaik dan ekonomis).

Gambar 2.15:Bandingkan Sebelum Membeli

Pemeliharaan peralatan yang ada dalam suatu perusahaan atau pembuatan suatu peralatan, tidak lepas dengan spesifikasi alat tersebut, sehingga kita dapat memeliharanya dengan betul.

Spesifikasi komponen

Spesifikasi suatu komponen seharusnya juga diketahui oleh pembuat suatu peralatan, sehingga dalam perancangan-nya dapat mempergunakan komponen yang paling efektif dan murah untuk suatu aplikasi tertentu. Sebelum kita melihat spesifikasi yang sebenarnya, kita perlu terlebih dahulu memperhatikan berbagai komponen yang dipergunakan dalam industri elektronika.

Komponen ini dapat di kelompokan seperti berikut:
  • Bagian mekanik, seperti casis logam dan siku-siku, kawat, papan rangkaian tercetak (selanjutnya disebut PCB), konektor, plug dan soket;
  • Komponen pasif, seperti resistor tetap dan variabel, kapasitor tetap dan variabel, induktor;
  • Komponen aktif, seperti dioda, transistor, thyristor, FETdan IC.
Perancang harus mempergunakan spesifikasi untuk memilih komponen yang paling cocok. Untuk aplikasi tertentu, spesifikasi komponen bergantung pula pada:
  • Harga disesuaikan produk.
  • Ketersediaan suku cadang.
  • Standarisasi dalam organisasi.
Format untuk Spesifikasi Komponen dapat dibagi seperti berikut:
  1. Piranti, tipe, dan keluarga
  2. Gambaran singkat tentang piranti dan aplikasi yang diharapkan, untuk menunjang dalam pilihan ini.
  3. Penggambaran out-line yang menunjukan dimensi mekanis dan sambungan.
  4. Penjelasan terperinci singkat tentang karakteristik kelistrikan yang terpenting dan batas maksimum nilai mutlak dari tegangan, arus, dan daya.
  5. Data kelistrikan lengkap termasuk angka-angka, grafik yang diperlukan, dan kurva karakteristik.
  6. Perincian tentang metoda pemeriksaan pabrikasi.
  7. Angka-angka tentang reliabilitas atau batas kegagalan.
Pada Gambar 2.16 diberikan contoh lembaran spesifikasi sebuah komponen potensio-meter:

Gambar 2.16: Spesifikasi potensiometer

Perlu dicatat, bahwa maksud lembar spesifikasi di atas adalah untuk menunjukkan dengan jelas tentang pemakaiannya, batas maksimum mutlak, dan batas data kelistrikan penting lainnya, sehingga komponen ini dapat digunakan dengan benar. Contoh di atas hanya untuk memberikan ilustrasi format yang biasanya dijumpai. Untuk menilai spesifikasi komponen selengkapnya, cara yang terbaik adalah mencari sumber dari buku data pabrik yang bersangkutan. Dalam buku data tsb selalu terdapat informasi yang penting dan berguna.

Terlepas dari masalah harga, kita harus memperhatikan semua aspek yang berikut ini:
  1. Dimensi fisik: yaitu panjang, diameter, bentuk kawat penyambung dan bentuknya sendiri.
  2. Rentangan resistansi: nilai maksimum dan minimumnya.
  3. Toleransi seleksi: nilai seleksi maksimum dan minimum dari resistor, misalnya: ± 2 %, ± 5 %, ± 10 % atau ± 20 % .
  4. Rating daya: daya maksimum dalam watt yang dapat di-disipasikan biasanya dinyatakan pada temporatur 70° C (komersial), 125° (militer).
  5. Koefisien temperatur: perubahan resistansi menurut temperatur dinyatakan dalam bagian-bagian per sejuta (ppm) per °C. Oleh karena "koefisien" menunjukan bahwa terjadi fungsi linier, maka istilah karakteristik sekarang lebih disukai.
  6. Koefisien tegangan: perubahan resistansi menurut tegangan yang terpasang dinyatakan dalam ppm per volt.
  7. Tegangan kerja maksimum: tegangan maksimum yang dapat dipasangkan pada ujung-ujung resistor.
  8. Tegangan breakdown: tegangan maksimum yang dapat dipasang diantara badan resistor dan menyentuh konduktor luar, yaitu tegangan breakdown dari pelapis yang mengisolasi resistor itu.
  9. Resistansi penyekat (insulation resistance): resistansi dari pelapis yang mengisolasi.
  10. Stabilitas umur pembebanan: perubahan resistansi setelah waktu operasi yang disebutkan, dengan beban penuh pada 70° C. Waktu operasi biasanya diambil 1000 jam.
  11. Shelf stability: perubahan resistansi selama disimpan biasanya dinyatakan untuk 1 tahun.
  12. Range temperatur kerja: nilai-nilai ini minimum dan maksimum yang diizinkan untuk temperatur ambient.
  13. Temperatur permukaan maksimum: nilai temperatur maksimum dan minimum yang diizinkan untuk badan resistor, kadang-kadang disebut "Hot spot temperature".
  14. Noise: noise (desah) kelistrikan vang disebabkan oleh tegangan yang terpasang yang menekan resistor dinyatakan ยต v/y
  15. Klasifikasi kelembaban: perubahan resistansi dalam mengikuti suatu temperatur standar yang tinggi dan test siklus waktu kelembaban. Perubahan itu harus berada dalam limit tertentu.
  16. Efek penyolderan: perubahan resistansi yang diakibatkan oleh test penyolderan standar.
Setelah melihat berbagai parameter yang harus diperhatikan, maka sangatlah berguna untuk membandingkan berbagai tipe resistor yang secara fisik kira-kira ukurannya sama. Ini ditunjukkan pada tabel 2-1. Angka-angka yang diberikan disitu adalah contoh-contoh dalam kebanyakan hal, terlepas dari beberapa nilai maksimum.

Dengan mempelajari tabel, nyatalah bahwa resistor untuk aplikasi yang profesional harus jenis rnetal oxide atau metal glaze (cermet), karena resistor-resistor jenis itu mempunyai rentangan resistansi yang lebar, stabilitas yang baik, dan koefisien temperatur yang rendah. Untuk aplikasi yang khusus, perancang harus Iebih mendalami spesifikasi khusus dari tipe komponen, tetapi jelas menguntungkan jika kita mempunyai data pendek seperti pada tabel, karena hal ini membantu kita dalam mempersempit daerah pemilihan untuk mendapatkan komponen yang benar.

Tabel 2.1: Perbandingan Jenis-Jenis yang Umum dari Resistor Kegunaan Umum

Langkah-langkah yang diperlukan dalam memilih komponen yang benar adalah sebagai berikut:
  • Tentukan secara definitif aplikasinya: keperluannya untuk apa
  • Buatlah daftar untuk persyaratan:seperti dimensi, nilai, toleransi, dsb.
  • Ceklah lembar data singkat untuk mendapatkan tipe yang cocok.
  • Perhatikan batas-batas lainnya yang mungkin: ada atau tidaknya, harga, dll.
  • Ceklah spesifikasi komponen yang lengkap
  • Evaluasi

Spesifikasi perlengkapan

Format standard dari spesifikasi suatu perlengkapan elektronika adalah:
  1. Diskripsi dan nomor tipe
    Sebuah catatan singkat yang menyatakan dengan jelas apa yang harus dikerjakan oleh instrumen itu, dan maksud aplikasinya
  2. Data kelistrikan
    • Karakteristik prinsip, misalnya: Output, taraf tegangan, Frekuensi, Impedansi, Rentangan, Akurasi, Distorsi, Karakteristik temperatur.
    • Kebutuhan daya Sumber tegangan: 120 V atau 240 volt ac, fasa tunggal, frekuensi 50 Hz sampai 60 Hz dengan daya 250 Watt.
  3. Data lingkungan
    Rentangan temperatur kerja, Kelembaban, Klasifikasi, Test getaran, Angka untuk MTBF
  4. Data mekanik
    Dimensi, Bobot.
Beberapa perlengkapan elektronika yang dipakai secara umum dapat diklasifikasikan sbb (lihat gambar):
  • Instrumen ukur elektronika
  • Instrumen pembangkit sinyal
  • Sumber-sumber daya
  • Perlengkapan komunikasi
  • Instrumen pengolah data
  • Elektronika konsumen
  • Sistem kontrol
Beberapa perlengkapan elektronika yang dipakai secara umum

Tabel 2.2: Contoh Spesifikasi sebuah Catu Daya dan Multimeter Digital

Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai istilah dan pernyataan-pernyataan dalam sebuah spesifikasi, apalagi saat membeli sebuah instrumen baru yang tidak begitu dikenal. Kalau ada keraguan arti dari beberapa spesifikasi, mintalah penjelasan dari pabrik atau pergunakanlah buku petunjuk spesifikasi standar dari instrumen tersebut. Tidak ada untungnya dengan berpura-pura sudah mengerti.

Spesifikasi tes

Dalam sebuah industri elektronika tentunya tidak luput dari pengetesan peralatan yang diproduksi, dan ini dilakukan oleh ahli tes pada bagian perbaikan. Untuk itu, tentu saja diperlukan sebuah informasi cara pengetesan suatu peralatan dengan menggunakan spesifikasi tes. Definisi spesifikasi tes:
adalah informasi yang diperlukan oleh bagian test, perbaikan, atau ahli-ahli instalasi agar mereka dapat mengecek apakah instrumen atau sistem memenuhi standar penampilan yang dipersyaratkan?.

Spesifikasi test tentunya merupakan dokumen yang perlu pemahaman, ini mencakup semua aspek dari karakteristik instrumen, hal-hal yang harus dicek, disetel, diukur, dan direkam (dicatat).

Lembaran standar untuk menuliskan spesifikasi tes yang logis tentang test dan penyetelan sebagai berikut:
  • Judul, nomor tipe instrumen, nomor seri, spesifikasi, tanggal pengeluaran
  • Daftar perlengkapan test yang diperlukan untuk melaksanakan test
  • Pemeriksaan kesinambungan, isolasi, dan resistansi (dengan daya dipadamkan)
  • Penyetelan taraf sinyal dan tegangan, pengukuran, dan pencatatan-pencatatan mengenai masing-masing perakitan sub. Beberapa dari test-test ini mungkin dapat dilakukan sebelum test akhir. (catu daya hidup).
  • Test penampilan sistem dan instrumen
  • Burn-in test (kadang-kadang disebut 'Soak test').
Untuk menjamin agar unit produksi memenuhi semua aspek penampilan produksi yang telah disetujui, merupakan tugas para ahli test itu. Untuk itu diperlukan suatu ketrampilan dalam pengukuran dan mencari gangguan dengan cepat. Bila beberapa bagian dari instrumen yang tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi, maka ahli test itu harus menemukan sebab dari kesalahan secepat mungkin dan kemudian menyerahkan instrumen itu, atau bagian rakitan itu kepada bagian produksi untuk diperbaiki. Disamping pengukuran dan mencari gangguan, ahli itu harus mencatat data yang diperlukan dengan teliti dari instrumen yang ditest.

Yang penting lagi, seorang ahli tes harus menjaga keselamatan kerja, menjaga instrumen-instrumen tes, dan mempunyai catatan-catatan.

Kalibrasi peralatan

Kebijakan pemeliharaan tipe tertentu dari suatu sistem dapat mencakup program detail tentang kalibrasi ulang dan langkah-langkah pencegahan lainnya.

Yang dimaksud kalibrasi ulang adalah menseting kembali peralatan yang sudah dipakai selama periode atau waktu tertentu dengan cara membandingkan peralatan yang sama dan masih standar, sehingga alat tersebut dapat berjalan normal kembali.
Kalibrasi ulang merupakan jenis pemeliharaan untuk mempertahankan keandalan kerja peralatan sesuai kelasnya. Hal ini dilakukan karena adanya penyimpangan dari batas toleransi spesifikasi peralatan tersebut. Kalibrasi sangat penting dilakukan untuk instrumen ukur, misalnya osiloskop, digital multi-meter, alat-alat ukur elektronik kedokteran dan lain-lain. Karena, adanya penyimpangan spesifikasi bisa mengakibatkan penyimpangan saat pengukuran, serta bila dibiarkan akan membuat alat ukur tersebut rusak. Untuk kalibrasi ulang biasanya tidak ada komponen yang diganti dan dilakukan dalam interval waktu yang tertentu (maksimum 1 tahun sekali) pada setiap peralatan (terutama peralatan ukur).

Gambar 2.23: Kalibrasi Hal Yang Penting.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger