-->

Directivity

Written By Anisa film on Kamis, 08 Mei 2014 | 5/08/2014 02:29:00 AM


SISTEM ANTENA
1. Antena Pemancar dan Penerima
2. Reciprocity
3. Directivity
4. Radiasi Energi Gelombang Elektromagnetik
5. Antena Dipole dan Monopole
6. Menghitung panjang gelombang
7. Beban Antena
8. Antena Low dan High Frequency

Directivity dari sebuah antena atau deretan antena, diukur pada kemampuan yang dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih ke arah khusus. Antena dapat juga ditentukan pengarahanya tergantung dari pola radiasinya. Dalam sebuah array propagasi akan diberikan jumlah energi, dan gelombang radiasi akan dibawa ketempat dalam suatu arah. Elemen dalam array dapat diatur, sehingga akan mengakibatkan perubahan pola, atau distribusi energi lebih yang memungkinkan ke semua arah. Suatu hal yang tidak sesuai juga memungkinkan. Elemen dapat diatur, sehingga radiasi energi dapat dipusatkan dalam satu arah.
  1. Gain (penguatan antena)

    Pancaran gelombang radio oleh antena semakin jauh akan semakin lemah, dan melemahnya pancaran itu berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Jadi, pada jarak dua kali lipat, kekuatannya menjadi 1/22 atau seper-empatnya. Angka tersebut masih belum memperhitungkan melemahnya pancaran karena hambatan lingkungan dalam perjalanannya.

    Selain sifat tersebut di atas, sifat lain dari antena adalah bahwa: kekuatan pancaran ke-berbagai arah cenderung tidak sama. Pancaran gelombang radio oleh antena vertikal mempunyai kekuatan yang sama ke segala arah mata angin, sifat pancaran semacam inilah yang dinamakan omnidirectional. Pada antena dipole, pancaran ke arah tegak lurus bentangannya besar, sedang pancaran ke samping sinyalnya kecil. Dan pancaran semacam ini disebut bidirectional.

    Beberapa antena harus mempunyai pengarahan yang sangat baik. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan energi pancaran yang lebih tinggi dalam suatu arah tertentu dibandingkan lainnya.

    Dalam teknik radio, kekuatan pancaran ke segala arah digambarkan sebagai pola pancaran (radiation pattern) seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 6.5. Pola Radiasi Antena

    Pola 1 adalah pola pancaran antena dipole (antena 1), dan apabila ada antena lain (antena 2) yang mempunyai pola radiasi seperti pada pola 2, maka titik A akan menerima sinyal lebih kuat daripada pancaran antena 1. Atau dapat dikatakan, bahwa: antena 2 mempunyai penguatan (Gain). Gain dinyatakan dengan dB. dan sebagai pembanding untuk menentukan besarnya gain adalah: dipole.
  2. Polarisasi

    Gelombang elektromagnetik yang melaju di udara atau di-angkasa luar terdiri atas komponen gaya listrik dan komponen gaya magnet yang tegak lurus satu sama lain, seperti yang telah diulas pada postingan sebelumnya. Gelombang radio yang memancar, dapat dikatakan terpolarisasi sesuai arah komponen gaya listriknya. Untuk antena dipole, maka polarisasinya searah dengan panjang bentangannya. Bila antena tersebut dipasang horizontal, maka polarisasinya horizontal pula. Agar dapat menerima gelombang elektromagnetik secara baik, maka antena harus mempunyai polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang radio yang datang.

    Arah polarisasi ini akan tetap sepanjang lintasan gelombang elektromagnetik, kecuali bila gelombang tersebut sudah dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah. Oleh karena itu, antena untuk keperluan komunikasi jarak jauh pada HF atau MF, dapat dibuat vertikal atau horizontal. Pada band MF dan HF, biasanya kita gunakan polarisasi horizontal, sedangkan untuk VHF biasa digunakan polarisasi vertikal.

    Pancaran gelombang VHF tidak menggunakan pantulan ionosphere, hal ini supaya polarisasinya sampai ke antena pesawat lawan bicara yang masih tetap vertikal.

    Energi yang berasal dari antena yang dipancarkan dalam bentuk sphere (dimana bagian kecil dari sphere disebut dengan wave front). Posisi garis tegak lurus yang pengarahan dari medan radiasi dapat dilihat pada gambar 5.6. Pada umumnya, semua titik pada gelombang depan sama dengan jarak antara antena. Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak right angle ke-arah dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi dapat digambarkan sebagaimana gambar 6.6.

    Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetik dan gaya listrik yang selalu berada di sudut kanan. Kebanyakan gelombang elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan ber-polarisasi linier. Arah dari polarisasi, searah dengan vektor listrik. Polarisasi tersebut jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E membentuk garis horisontal, maka gelombang tersebut dikatakan sebagai polarisasi horisontal. Kemudian, jika E berupa garis vertikal, maka gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal.

    Pemasangan antena secara horisontal akan menghasilkan gelombang polarisasi horisontal, dan pemasangan antena secara vertikal akan menghasilkan gelombang polarisasi vertikal. Secara umum, polarisasi sebuah gelombang tidak berubah pada jarak yang pendek. Sehingga, pengiriman dan penerimaan antena dapat diatur sesukanya, khususnya jika antena tersebut dipisahkan dalam jarak yang pendek.

    Gambar 6.6. polarisasi Horisontal dan vertikal

    Melalui jarak yang jauh, polarisasi dapat berubah, dimana perubahan ini biasanya sangat kecil dan terjadi pada frekuensi yang rendah. Atau mengalami penurunan yang sangat drastis pada frekuensi tinggi.

    Pada transmisi RADAR, sinyal diterima yang secara kenyataan, adalah: gelombang yang dipantulkan dari obyek. Sinyal polarisasi berbeda tergantung dengan tipe obyek (Tanpa pengaturan posisi dari antena penerima supaya lebih baik untuk pengiriman sinyal). Dengan memisahkan antena yang digunakan untuk memancarkan dan penerimaan, sebuah antena penerima umumnya dipolarisasikan dalam arah yang sama sebagai antena pemancar.

    Ketika antena pemancar terjadi hubung singkat dengan tanah, maka akan terjadi polarisasi vertikal. Karena, gelombang polarisasi vertikal menghasilkan sinyal lebih besar dan kuat sepanjang permukaan tanah.

    Pada tempat lain ketika antena memancarkan dengan jarak yang tinggi dari permukaan tanah, akan terjadi polarisasi horisontal dan memungkinkan kuat sinyal menuju permukaan tanah.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger