-->

Respon telinga manusia

Written By Anisa film on Selasa, 29 April 2014 | 4/29/2014 03:28:00 AM


PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK
1. Komponen Komunikasi
2. Proses Komunikasi
3. Respon Telinga Manusia
4. Persyaratan Lebar Bidang
5. Kecepatan Sinyal, Sinyal Musik & Kapasitas Kanal
6. Konsep Komuniksi Elektronika
7. Penerapan Komuniksi Elektronika

Suatu percobaan yang dilakukan oleh 'Fletcher dan Munson' menetapkan, bahwa: telinga manusia tidak responsif secara sama pada semua frekuensi. Disebutkan pula, bahwa: dalam pengamatannya, telinga manusia tidak ada sensasi untuk amplitudo rendah yang disebut sebagai ambang pendengaran (threshold audibility). Mengingat hal tersebut, para perancang memerlukan pengetahuan yang berkaitan tidak hanya level, tetapi juga tentang frekuensi.

Gambar 7.4. Respon telinga manusia frekuensi 20 Hz-20KHz

Gambar 7.5. Kondisi telinga manusia menangkap suara

Suatu metoda yang digunakan dalam memahami respon telinga manusia digunakan Aweihted. Cara ini diketahui, bahwa: telinga manusia sensitif terhadap frekuensi 20 Hz-20 KHz. Sementara itu dengan noise-noise yang terjadi, telinga manusia dapat merespon bergantung pada frekuensi di mana telinga masih dapat menangkapnya. Gambar 7.5 di atas menunjukkan ukuran kuat sinyal yang dapat mempengaruhi respon telinga manusia.
Sebagai contoh: pesawat terbang jet yang terbang di atas ketinggian 300 meter mempunyai kuat sinyal 90 dB.

Gambar 7.6. Kuat sinyal untuk beberapa obyek yang dapat direspon telinga

Distorsi

Dengan mempertimbangkan kelayakan secara teknis dan ekonomis, dalam sistem komunikasi harus dijaga bentuk-bentuk sinyal dan menghindari adanya distorsi. Distorsi dapat dibedakan menjadi:
  1. Distorsi frekuensi, ini merupakan timbulnya perubahan amplitudo relatif dari komponen-komponen frekuensi yang berbeda.
  2. Distorsi tunda, ini berkaitan dengan perubahan waku transmisi dari komponen-komponen frekuensi yang berbeda.
  3. Distorsi non-linear, merupakan distorsi pada piranti yang tidak linear. Besar sinyal pada output tidak berbanding secara langsung tehadap inputnya.
Frekuensi-frekuensi yang tidak dikehendaki seperti adanya distorsi di atas, dapat dibetulkan dengan menggunakan rangkaian ekualisasi. Sementara itu bila distorsi terjadi karena piranti non linear, maka koreksinya menggunakan tapis (filter).

Sistem multipleks

Ada dua jenis cara kerja multi kanal, yaitu:
  1. Sistem pembagian frekuensi (Frequency devision system) ini menggunakan banyak kelompok sub-pembawa. Masing-masing pembawa dipisahkan dengan cara pemodulasian. Pengelompokan ini berjenjang, karena itu semakin banyak kelompok semakin tinggi frekeunsi pembawa yang digunakan.
  2. Sistem pembagian waktu atau time devision system, masing-masing kanal menerapkan bandwidth yang tersedia, tetapi untuk waktu sempit. Pada akhirnya keseluruhan spektrum dialokasikan untuk masing-masing kanal.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger