-->

Menggunakan teknik simton-function

Written By Anisa film on Minggu, 18 Januari 2015 | 1/18/2015 12:24:00 AM


PELACAKAN KERUSAKAN ALAT KONTROL INDUSTRI
1. Pengetahuan Peralatan Kontrol Indutri
2. Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
3. Menggunakan Teknik Sympton Function
4. Mencari Kerusakan Komponen
5. Contoh Kasus
  • Keyakinan untuk menentukan dengan baik: yang mana gejala, dan yang mana fungsi.
  • Troubleshooting sistem servo, merupakan bagian yang sangat khusus.
Dalam perbaikan pesawat TV, gejalanya dapat dilihat pada layar atau didengar pada speaker. Dalam peralatan digital, gejala-gejalanya dapat ditentukan pada hasil akhir. Kesulitannya, ketika umpan balik diperhatikan, akan lebih sukar untuk menentukan mana yang gejalanya, dan mana yang rusaknya.
Contoh pertama diilustrasikan oleh gambar 7.7 sebagai tangki pencampur dalam pabrik pembuatan makanan.

Gambar 7.7: Kendali Elektronik Untuk Sebuah Tangki Pencampur.

Kerja dari sistem ini adalah sbb:
  • Ada dua cairan yang akan dicampur. Setiap cairan datang dari tangki penyimpan yang berbeda dan dipompa melalui pipa yang berbeda panjang dan diameternya kedalam tangki pencampur.
  • Aliran cairan yang melalui pipa dikendalikan pada setiap kasus dengan keran yang dikendalikan oleh motor.
  • Jika diinginkan untuk cairan yang sama dalam galon per-menit dialirkan pada kedua pipa, output dari pada flowmeter 1 harus sama dengan output flowmeter 2. Sebuah pembanding sinyal dan bagian kontrol membandingkan kedua tegangan bersamaan untuk aliran dari cairan melalui kedua pipa.
  • Jika tegangan dari flowmeter (pengukur aliran) menjadi besar, motor servo mendrive penguat yang tersambung ke-katup driver motor no.1 dan akan mengaktifkan motor untuk memutar katup bagian bawah. Jika meter 2 menunjukkan keluaran yang berlebihan, katup yang di kontrol motor 2 akan dimatikan.
  • Pengaturan spesifik level sinyal flowmeter maksimum dan minimum dilakukan oleh pembagi sinyal. Tanpa batasan, sebuah kenaikan dalam penguatan servo bisa menyebabkan katup yang digerakkan motor no.1 mematikan atau benar-benar menutup. Ketika ini dibandingkan dengan flowmeter no.2, penguat servo ini akan mematikan atau menutup katup no.2, dalam waktu singkat kedua katup dapat ditutup secara menyeluruh.
  • Porsi pengaturan tegangan referensi elektronik, adalah sama seperti input kontrol kecepatan untuk penguat beda dalam gambar 7.3, untuk mencegah menutup atau pembukaan katup yang berlebihan.
Kerusakan yang terjadi:

Driver motor katub no.1 mempunyai kecenderungan untuk menutup aliran dalam pipa setelah peralatan dioperasikan selama beberapa jam.
Motor penggerak katub no.2 bekerja dengan baik.

Langkah-langkah yang dilakukan:
  • Kesulitannya yaitu: sirkuit yang mengendalikan aliran melalui pipa no.1. Karena, kerusakan ini kedua pipa tertutup di ujungnya. Kita tidak bisa memeriksa output dari kedua flowmeter sejak tidak ada yang mengalir melalui pipa.
  • Dengan mengaplikasikan fungsi gejala, kita bisa mengurangi kerusakan pada bagian pengendali pipa no.2. Ingatlah bahwa hanya penggerak motor katub no.1 yang memiliki kecenderungan untuk tertutup. Ingat juga, bahwa kerusakan ini hanya terlihat setelah peralatan dioperasikan beberapa saat. Troubleshooter yang berpengalaman, akan dengan segera mengidentifikasi masalah temperatur (Sebuah kerusakan yang biasanya hanya terlihat setelah periode kerja yang cukup).
  • Pemeriksaan visual dari sirkuit pada pembanding sinyal dan alat pengendali, terutama motor servo yang mendrive amplifier, mungkin menyatakan overheat pada resistor atau petunjuk lainnya.
  • Dengan memotong, kita bisa menghilangkan flowmeter 1 atau flowmeter 2 sebagai sumber kerusakan. Keduanya tidak akan panas, dan bahkan jika salah satunya panas, hal ini tidak akan menyebabkan motor mendrive katup no.1 dan no.2. Kerusakan pada bagian tersebut akan menyebabkan kerusakan keduanya. Jika pembanding itu sendiri tidak seimbang, maka akan cenderung menutup salah satu valve, dan membuka penuh valve lainnya. Kita sudah tahu bahwa motor yang mendrive valve no.2 bekerja dengan baik. Ini tidak terlihat seperti motor mendrive valve dengan sendirinya (sebuah kombinasi elektro-mekanik gagal dalam hal ini). Dalam berbagai hal, posisi dari valve dikendalikan oleh motor servo yang digerakan oleh penguat penggerak.
  • Yang paling mungkin untuk dicurigai tanpa melakukan test lebih detail lagi yaitu penguat penggerak motor servo ke valve no.1.
Contoh kedua, adalah sebuah alat pengendali dengan ketebalan kabel seperti terlihat pada gambar 7.8 yang menunjukkan dalam bentuk skematik sederhana (sebuah sistem kontrol ketebalan untuk mesin penarik kabel).

Gambar 7.8: Sistem Pengendali Ketebalan Kabel.

Kerja dari sistem ini adalah sbb:
  • Kabel ditarik melalui die menggunakan penggulung yang digerakkan oleh sebuah motor. Torsi dari motor ini dikendalikan oleh tegangan DC yang diperoleh melalui thyratron rectifier dari tegangan AC.
  • Alat ukur ketebalan untuk mengukur kabel, timbul dari die, yaitu: diferensial transformator transduser dengan daya yang sama 60 Hz tegangan AC yang diberikan ke plat thyiratron. Amplitudo output AC dari transduser berbanding lurus dengan ketebalan kabel. Transduser mendrive amplifier sehingga melengkapi tegangan tembak pada thyratron.
  • Jika kabelnya terlalu tebal, moving arm (lengan bergerak) dari transduser menarik inti besi menuju transformer, dan ini meningkatkan tegangan kontrol yang diberikan ke amplifier. Akibatnya, ini meningkatkan tegangan kontrol grid dari thyratron dan juga jumlah tegangan DC yang diberikan ke motor, sehingga motor bisa memutar gulungan lebih cepat, dan ini membuat kabel lebih tipis.
  • Sinyal referensi yang masuk ke kontrol amplifier adalah untuk menset ketebalan kabel yang diinginkan.
Langkah-langkah yang dilakukan:
  • Bagaimanapun, sistem tidak mengendalikan ketebalan kabel. Dapat disimpulkan, bahwa: thyratron dan kontrol amplifier harus bekerja dengan baik, ketika setting referensi mengubah kecepatan motor (Walau transduser kurang baik ataupun transduser tidak mendapat sinyal dari transformator).
  • Kita tahu, bahwa: kerusakan mekanik lebih mudah daripada kerusakan elektronik, jadi yang pertama kita lihat yaitu fix arm dan moving arm dari transduser itu sendiri. Moving arm harus dapat bergerak bebas.
  • Kenyataannya, kumpulan debu tampak pada batang moving arm sehingga hanya bisa digerakkan dengan tenaga yang cukup kuat (dengan obeng). Per yang berfungsi untuk mendorong moving arm ke atas, mungkin telah kehilangan kekuatannya. Dalam keadaan tertentu, membersihkan batang moving arm dan mengganti per dapat menyelesaikan masalah ini tanpa pekerjaan elektronik sama sekali.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger