-->

Mencari kerusakan komponen

Written By Anisa film on Senin, 19 Januari 2015 | 1/19/2015 03:07:00 AM


PELACAKAN KERUSAKAN ALAT KONTROL INDUSTRI
1. Pengetahuan Peralatan Kontrol Indutri
2. Pemeriksaan Sinyal Input dan Output
3. Menggunakan Teknik Sympton Function
4. Mencari Kerusakan Komponen
5. Contoh Kasus

Kerusakan komponen

  • Jika peralatan menggunakan penguat tabung (gambar 7.10), maka mengganti tabung satu persatu, merupakan langkah-langkah yang patut dillakukan, karena pada beberapa tabung elektron, pengetes tabung/tube tester tidak dapat digunakan.

    Gambar 7.10: Peralatan Dengan Tabung.

  • Beberapa dari tabung ini cukup mahal dan jika diganti dengan yang baru, kerusakan sirkuit atau rangkaian dapat menyebabkan tabung itu rusak lagi. Sebelum mengambil resiko, pertama-tama harus mengukur tegangan, setidaknya pada elemen pengendali pada tabung.
  • Dalam sistem kendali industri, rangkaian elektroniknya dapat disambungkan pada modul PC (gambar 7.11), dan kemudian memungkinkan menggantikan seluruh modul.

    Gambar 7.11: Sistem Komputerisasi.

    Karena peralatannya mahal, kebanyakan pabrik yang menggunakan kontrol elektronik juga menyimpan suku cadang termasuk supply dan modul PC.
  • Sambungan-sambungan (soket) gambar 7.12 suku cadang sangat berguna untuk troubleshooting.

    Gambar 7.12. Macam-Macam Soket.

    Khususnya relay, sering disambungkan dengan soket, sehingga kapanpun dicurigai, bahwa: relay mengalami kerusakan, dan setelah itu tinggal menggantinya.
  • Jika tidak satupun bagian elektronik mengalami kegagalan, maka teslah kabel dan konektor dengan ohmmeter.
  • Transformer lebih sering mengalami kegagalan dalam peralatan industri. Pastikan untuk mengecek lapisan, kabel, dan isolasi atau daerah sekitar transformer.

Masalah utama yang ditemukan dalam kontrol

  • Dalam sistem penye-imbang elektronik, strain gauge paling sering mengalami kegagalan.
  • Dalam pabrik kimia, khususnya yang menggunakan bahan kimia yang dapat menyebabkan korosi/karat, maka kegagalan yang sering muncul adalah perkaratan pada komponen elektronik, koneksi, dan grounding.
  • Dalam peralatan peredam panas, menggunakan tabung daya untuk membangkitkan energi adalah yang dibutuhkan. Tabung ini memiliki keterbatasan umur, sehingga menjadi sumber masalah yang sering muncul.
  • Transduser mekanik lebih cenderung mengalami kegagalan daripada transduser photoelektrik. Kerusakan transduser temperatur adalah relative jarang.
  • Pada aktuator solenoid lebih sering gagal daripada motor. Dan keduanya, baik aktuator phneumatik maupun aktuator hidrolik sering mengalami kerusakan pada katubnya tapi bukan pada bagian solenoid. Kapanpun relay digunakan sering menjadi sumber masalah, karena relay mengendalikan arus yang lebih besar pada industri.
  • Kerusakan mekanis lebih sering terjadi daripada kerusakan elektronik, karena getaran mekanik, gesekan, perkaratan, pengikisan, debu, hilangnya tekanan per, dan efek lainnya, yang sering merusaknya.

Metoda akhir untuk trouble-shooting kontrol industri

  • Catatlah, semua bagian yang telah diganti, semua perubahan yang telah dilakukan, dan semua pengukuran yang telah dikerjakan.
  • Lihatlah terlebih dahulu manufacturer’s manual dengan teliti, lihatlah diagram blok yang asli, perhatikan lagi tiap fungsi dari peralatan, dan lihatlah bagaimana hubungannya dengan peralatan saat ini.
  • Menyadari adanya kemungkinan, bahwa salah satu modul pengganti adalah rusak juga, maka gantilah kembali setiap part pengganti dengan part sebenarnya, satu demi satu. Setelah semua dipasang, lakukan pengecekan kembali pada sistem apakah kerusakan masih ada atau pergantian part telah memperbaikinya.
  • Dengan menggunakan manual book yang benar, buatlah pemeriksaan visual pada tiap bagian sirkuit, dan pada tiap bagian dari peralatan. Lalu, periksalah apakah hasil test pada peralatan sama dengan spesifikasi yang ditunjukkan oleh manual hand book. Dengan test yang tepat, lihatlah apakah kita bisa menyamakan tiap tegangan dan nilai pengukuran yang ditunjukkan oleh manual book.
  • Cobalah untuk mengatur kondisi test-load, dan periksalah hasilnya kembali terhadap nilai pada buku manual. Jika peralatan beroperasi dibawah kondisi test-load, pastikan kondisi full-load berada di bawah kondisi yang sebenarnya juga.
  • Cek-lah kembali hubungan mekanik. Batang berputar dapat bergerak bebas saat tidak ada beban atau pada kecepatan rendah, tapi mungkin mengalami gesekan saat terdapat beban atau saat berputar pada kecepatan tinggi. Ingat, kerusakan mekanik lebih mudah terjadi dari pada kerusakan elektronik.
  • Periksalah tegangan power supply saat seluruh alat bekerja, atau seharusnya tidak ada penurunan tegangan. Untuk sumber tengangan 117 Volt AC, batas terendah biasanya 105 volt dimana peralatan dapat bekerja pada tingkat ini. Unjuk kerjanya kurang baik dan kontrol akurasinya mungkin hilang, karena tegangan referensinya tidak dikalibrasi.
  • Mengidentifikasi setidaknya pada bagian mana kerusakan terjadi, dan cobalah untuk mengisolasi komponen-komponen tersebut yang bisa menyebabkan komponen lainnya tidak bisa bekerja dengan baik.
  • Mungkin kita perlu mengukur beberapa komponen seperti resistor dan kapasitor, dan memastikan bahwa nilainya masih tepat pada rangkaian-rangkaian penentu/teliti.
  • Tidak peduli sesulit apapun sebuah pekerjaan trouble shooting, ingat bahwa: peralatan sebelumnya bekerja dengan baik dan karena itu harus dapat diperbaiki. Jika seseorang dapat membuat peralatan tersebut bekerja, maka kita mesti-lah bisa membuatnya bekerja kembali.

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger