-->
Home » , » Struktur algoritma pemrograman

Struktur algoritma pemrograman

Written By Anisa film on Selasa, 28 Mei 2013 | 5/28/2013 09:48:00 PM


ALGORITMA PEMROGRAMAN DASAR
1. Variabel, Konstanta dan Tipe Data
2. Struktur Algoritma Pemrograman
3. Pengelolaan Array
4. Operasi File

Pengertian algoritma

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis. Masalah dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah ada syarat kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Konsep algoritma sering kali disetarakan dengan sebuah resep. Sebuah resep biasanya memiliki daftar bahan atau bumbu yang akan digunakan, urutan pengerjaan, dan bagaimana hasil dari urutan pengerjaan tersebut. Apabila bahan yang digunakan tidak tertera (tidak tersedia), maka resep tersebut tidak akan dapat dikerjakan. Demikian juga jika urutan pengerjaannya tidak beraturan, maka hasil yang diharapkan tidak akan dapat diperoleh.

Algoritma yang berbeda, dapat diterapkan pada suatu masalah dengan syarat yang sama. Tingkat kerumitan dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Umumnya, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki tingkat kerumitan yang rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan suatu masalah membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi.

Perhatikan algoritma sederhana berikut.

Contoh 5.10. Algoritma menghitung luas segitiga.
  1. Start
  2. Baca data alas dan tinggi.
  3. Luas adalah alas kali tinggi kali 0.5
  4. Tampilkan Luas
  5. Stop
Algoritma di atas adalah algoritma yang sangat sederhana, hanya ada lima langkah. Pada algoritma ini tidak dijumpai perulangan ataupun pemilihan. Semua langkah dilakukan hanya satu kali.

Sekilas algoritma di atas benar, namun apabila dicermati maka algoritma ini mengandung kesalahan yang mendasar, yaitu: tidak ada pembatasan pada nilai data untuk alas dan tinggi. Bagaimana jika nilai data alas atau tinggi adalah bilangan 0 atau bilangan negatif ? Tentunya hasil yang keluar menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kasus seperti ini kita perlu menambahkan langkah untuk memastikan nilai alas dan tinggi memenuhi syarat, misalnya dengan melakukan pengecekan pada input yang masuk. Apabila input nilai alas dan tinggi kurang dari 0, maka program tidak akan dijalankan. Sehingga algoritma di atas dapat dirubah menjadi seperti contoh berikut.

Contoh 5.11. Hasil perbaikan algoritma perhitungan luas segitiga.
  1. Start
  2. Baca data alas dan tinggi.
  3. Periksa data alas dan tinggi, jika nilai data alas dan tinggi lebih besar dari nol maka lanjutkan ke langkah ke 4 jika tidak maka stop
  4. Luas adalah alas kali tinggi kali 0.5
  5. Tampilkan Luas
  6. Stop
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan pokok tentang algoritma. Pertama, algoritma harus benar. Kedua, algoritma harus berhenti dan setelah berhenti, algoritma memberikan hasil yang benar.

Cara penulisan algoritma

Ada tiga cara penulisan algoritma, yaitu:
  • Structured English (SE)
    SE merupakan alat yang cukup baik untuk menggambarkan suatu algoritma. Dasar dari SE adalah Bahasa Inggris, namun kita dapat memodifikasi dengan Bahasa Indonesia sehingga kita boleh menyebutnya sebagai Structured Indonesian (SI). Algoritma seperti pada Contoh 5.10 dan 5.11 merupakan algoritma yang ditulis menggunakan SI. Karena dasarnya adalah bahasa sehari-hari, maka SE atau SI lebih tepat untuk menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai perangkat lunak.

  • Pseudocode
    Pseudocode mirip dengan SE. Karena kemiripan ini kadang-kadang SE dan Pseudocode dianggap sama. Pseudo berarti imitasi atau tiruan atau menyerupai, sedangkan code menunjuk pada kode program. Sehingga pseudocode adalah kode yang mirip dengan instruksi kode program sebenarnya. Pseudocode didasarkan pada bahasa pemrograman yang sesungguhnya seperti BASIC, FORTRAN atau PASCAL. Pseudocode yang berbasis bahasa PASCAL merupakan pseudocode yang sering digunakan. Kadang-kadang orang menyebut pseudocode sebagai PASCAL-LIKE algoritma. Apabila Contoh 5.10 ditulis dalam pseudocode berbasis bahasa BASIC akan tampak seperti pada contoh 5.12.

    Contoh 5.12. Pseudocode.
    1. Start
    2. READ alas, tinggi
    3. Luas = 0.5 * alas * tinggi
    4. PRINT Luas
    5. Stop
    Pada Contoh 5.12 tampak bahwa algoritma sudah sangat mirip dengan bahasa BASIC. Pernyataan seperti READ dan PRINT merupakan keyword yang ada pada bahasa BASIC yang masing-masing menggantikan kata "baca data" dan "tampilkan". Dengan menggunakan pseudocode seperti di atas, maka proses penterjemahan dari algoritma ke kode program menjadi lebih mudah.

  • Flowchart
    Flowchart atau bagan alir adalah skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran (flow) di dalam suatu program secara logika. Flowchart merupakan alat yang banyak digunakan untuk menggambarkan algoritma dalam bentuk notasi-notasi tertentu.

    Pada flowchart ada beberapa simbol penting yang digunakan untuk membuat algoritma sebagaimana tercantum pada gambar.

    Notasi ini disebut Terminator yang berarti digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir suatu algoritma
    Notasi ini disebut Data yang digunakan untuk mewakili data input atau output atau menyatakan operasi pemasukan data dan pencetakan hasil.

    Notasi ini disebut Process yang digunakan untuk mewakili suatu proses.
    Notasi ini disebut Decision yang digunakan untuk suatu pemilihan, penyeleksian kondisi di dalam suatu program
    Notasi ini disebut Preparation yang digunakan untuk memberi nilai awal, nilai akhir, penambahan/pengurangan bagi suatu variable counter.

    Notasi ini disebut Predefined Process yang digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan ditempat lain (prosedur, sub-prosedur, fungsi)

    Notasi ini disebut Connector yang digunakan untuk menunjukkan sambungan dari flowchart yang terputus di halaman yang sama atau halaman berikutnya.

    Notasi ini disebut Arrow yang digunakan untuk menunjukkan arus data atau aliran data dari proses satu ke proses lainnya.

    Program Flowchart dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika, dan biasanya dipersiapkan oleh seorang analis system. Sedangkan bagan alir program komputer terinci digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci, dan biasanya dipersiapkan oleh seorang programmer. Apabila Contoh 5.10 dibuat program flowchartnya, maka akan tampak pada gambar 5.4.

Struktur algoritma berurutan

Ada tiga struktur dasar yang digunakan dalam membuat algoritma, yaitu: struktur berurutan (sequencing), struktur pemilihan/keputusan/percabangan (branching), dan struktur pengulangan (looping). Sebuah algoritma biasanya akan menggabungkan ketiga buah struktur ini untuk menyelesaikan masalah.

Pada halaman ini kita akan membicarakan lebih dulu struktur algoritma berurutan. Struktur berurutan dapat kita samakan dengan mobil yang sedang berjalan pada jalur lurus yang tidak terdapat persimpangan seperti tampak pada gambar 5.5. Mobil tersebut akan melewati kilometer demi kilometer jalan sampai tujuan tercapai.

Struktur berurutan terdiri satu atau lebih instruksi. Tiap instruksi dikerjakan secara berurutan sesuai dengan urutan penulisannya, yaitu: sebuah instruksi dieksekusi setelah instruksi sebelumnya selesai dieksekusi. Urutan instruksi menentukan keadaan akhir dari algoritma. Bila urutannya diubah, maka hasil akhirnya mungkin juga berubah. Menurut Goldshlager dan Lister (1988) struktur berurutan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
  • tiap instruksi dikerjakan satu persatu
  • tiap instruksi dilaksanakan tepat sekali, tidak ada yang diulang
  • urutan instruksi yang dilaksanakan pemroses sama dengan urutan aksi sebagaimana yang tertulis di dalam algoritmanya
  • akhir dari instruksi terakhir merupakan akhir algoritma.
Contoh 5.13. Flowchart untuk menghitung luas bangun.

Buatlah flowchart untuk menghitung:

a. volume balok
b. luas lingkaran

Penyelesaian:
Soal ini merupakan permasalahan dengan algoritma struktur berurutan karena tidak ada proses pemilihan atau pengulangan. Untuk volume balok, kita harus menentukan variabel input dan output yang dibutuhkan. Untuk menghitung volume balok dibutuhkan variabel input panjang, lebar dan tinggi. Sedangkan variabel outputnya adalah volume. Pada luas lingkaran dibutuhkan variabel input radius dan variabel output luas. Untuk menghitung luas lingkaran ini kita juga membutuhkan konstanta phi. Flowchart untuk dua masalah ini dapat dilihat pada gambar 5.6.

Contoh 5.14. Flowchart untuk konversi suhu.

Buatlah flowchart untuk mengubah temperatur dalam Fahrenheit menjadi temperatur dalam Celcius dengan rumus oC = 5/9 x (oF -32).

Penyelesaian:
Soal ini juga masih menggunakan algoritma dengan struktur berurutan. Variabel input yang dibutuhkan adalah F. dan variabel outputnya adalah C. Flowchart untuk dua masalah ini dapat dilihat pada gambar 5.7.

Struktur algoritma percabangan

Sebuah program tidak selamanya akan berjalan dengan mengikuti struktur berurutan, kadang-kadang kita perlu merubah urutan pelaksanaan program dan menghendaki agar pelaksanaan program meloncat ke baris tertentu. Peristiwa ini kadang disebut sebagai percabangan/pemilihan atau keputusan. Hal ini seperti halnya ketika mobil berada dalam persimpangan seperti pada gambar 5.7. Pengemudi harus memutuskan apakah harus menempuh jalur yang kanan atau yang kiri (lurus).

Pada struktur percabangan, program akan berpindah urutan pelaksanaan jika suatu kondisi yang disyaratkan dipenuhi. Pada proses seperti ini simbol flowchart Decision harus digunakan. Simbol decision akan berisi pernyataan yang akan diuji kebenarannya. Nilai hasil pengujian akan menentukan cabang mana yang akan ditempuh.

Contoh 5.15. Struktur percabangan untuk masalah batasan umur.

Sebuah aturan untuk menonton sebuah film tertentu adalah sebagai berikut: Jika usia penonton lebih dari 17 tahun maka penonton diperbolehkan, dan apabila kurang dari 17 tahun maka penonton tidak diperbolehkan nonton. Buatlah flowchart untuk permasalahan tersebut.

Penyelesaian:
Permasalahan diatas merupakan ciri permasalahan yang menggunakan struktur percabangan. Hal ini ditandai dengan adanya pernyataan: jika .. maka ...(atau If ... Then dalam Bahasa Inggris).

Flowchart penyelesaian masalah tampak pada gambar 5.9. Pada gambar tersebut, tampak penggunaan simbol Decision. Pada simbol ini terjadi pemeriksaan kondisi, yaitu: apakah usia lebih dari 17 tahun atau tidak. Jika jawaban ya maka program akan menghasilkan keluaran teks "Silahkan Menonton", sedangkan jika input usia kurang dari 17 tahun maka program akan menghasilkan keluaran teks "Anda Tidak Boleh Menonton".


Contoh 5.16. Struktur percabangan untuk perhitungan dua buah bilangan.

Dalam suatu perhitungan, nilai P = X + Y. Jika P positif, maka Q = X * Y, sedangkan jika negative maka nilai Q = X/Y. Buatlah flowchart untuk mencari nilai P dan Q

Penyelesaian:
Pada contoh ini input yang dibutuhkan adalah nilai X dan Y, sedangkan proses pemeriksaan kondisi dilakukan pada nilai P apakah positif (termasuk 0) ataukah negative. Perhatikan flowchart penyelesaian masalah pada gambar 5.10.


dalam struktur percabangan yang lain, atau yang biasa disebut nested (bersarang). Perhatikan contoh-contoh berikut.

Contoh 5.17. Struktur percabangan bersarang untuk masalah fotokopi.

Sebuah usaha fotokopi mempunyai aturan sebagai berikut:
  • Jika yang fotokopi statusnya adalah langganan, maka berapa lembar pun dia fotokopi, harga perlembarnya Rp. 75,-
  • Jika yang fotokopi bukan langganan, maka jika dia fotokopi kurang dari 100 lembar harga perlembarnya Rp. 100,-. Sedangkan jika lebih atau sama dengan 100 lembar maka harga perlembarnya Rp. 85,-.
Buatlah flowchart untuk menghitung total harga yang harus dibayar jika seseorang memfotokopi sejumlah X lembar.

Penyelesaian:
Pada contoh ini, masalah terlihat lebih rumit. Ada dua percabangan yang terjadi. Yang pertama adalah pemeriksaan apakah status seseorang pelanggan atau bukan. Kedua, apabila status seseorang bukan pelanggan, maka dilakukan pemeriksaan berapa jumlah lembar fotokopi, apakah lebih dari 100 lembar atau tidak.

Pada soal ini kita juga menjumpai apa yang disebut sebagai nested. Perhatikan pernyataan pada syarat kedua dari persoalan di atas.

'Jika yang fotokopi bukan langganan, maka jika dia fotokopi kurang dari 100 lembar harga perlembarnya Rp.100'

pernyataan jika yang kedua berada di dalam jika yang pertama.

Input yang dibutuhkan untuk permasalahan ini adalah status orang yang fotokopi, dan jumlah lembar yang difotokopi. Sehingga variable input yang digunakan adalah:
  • Status untuk status orang yang fotokopi
  • JLF untuk jumlah lembar yang difotokopi
Selain itu, terdapat variable dengan nama HPP yang digunakan untuk menyimpan harga per lembar, dan TH untuk menyimpan nilai total harga. Perhatikan, variable Status bertipe data char, sehingga penulisannya harus menggunakan tanda " ".

Flowchart penyelesaian masalah ini dapat dilihat pada gambar 5.11.


Contoh 5.18. Struktur percabangan bersarang untuk masalah kelulusan siswa.

Aturan kelulusan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web diterapkan sebagai berikut:
  • Jika nilai ujian tengah semester (UTS) lebih besar dari 70 maka siswa dinyatakan lulus dan Nilai Akhir sama dengan nilai UTS.
  • Jika nilai UTS kurang atau sama dengan 70, maka siswa dinyatakan lulus jika Nilai Akhir lebih besar atau sama dengan 60 dimana Nilai Akhir = (nilai UTS x 40%) + (nilai UAS x 60%).
Buatlah flowchart penyelesaian masalah tersebut apabila output yang diinginkan adalah NIM, Nama Siswa, Nilai Akhir, dan Status Kelulusan.

Penyelesaian:
Pada contoh ini, ada dua percabangan. Yang pertama adalah pemeriksaan apakah nilai UTS siswa lebih dari 70. Kedua, apabila nilai UTS tidak lebih dari 70, maka dilakukan pemeriksaan apakah nilai akhir lebih dari 60. Input yang dibutuhkan untuk permasalahan ini adalah NIM, nama siswa, nilai UTS, dan nilai UAS. Sehingga variable input yang digunakan adalah: NIM untuk Nomor induk siswa, nama untuk nama siswa, NUTS untuk nilai ujian tengah semester, dan NUAS untuk nilai ujian akhir semester. Sedangkan variabel ouput terdiri dari NA yang digunakan untuk menyimpan nilai akhir, dan Status untuk menyimpan status kelulusan.

Struktur algoritma pengulangan

Dalam banyak kasus, seringkali kita dihadapkan pada sejumlah pekerjaan yang harus diulang berkali-kali. Salah satu contoh yang gampang kita jumpai adalah balapan mobil seperti tampak pada gambar 5.13. Mobil-mobil peserta harus mengelilingi lintasan sirkuit berkali-kali sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam aturan lomba. Siapa yang mencapai garis akhir paling cepat, dialah yang menang.

Pada pembuatan program komputer, kita juga kadang-kadang harus mengulang satu atau sekelompok perintah berkali-kali agar memperoleh hasil yang diinginkan. Dengan menggunakan komputer, eksekusi pengulangan mudah dilakukan. Hal ini karena salah satu kelebihan komputer dibandingkan dengan manusia adalah: kemampuannya untuk mengerjakan tugas atau suatu instruksi berulang-kali tanpa merasa lelah, bosan, atau malas. Bandingkan dengan pengendara mobil balap, suatu ketika pasti dia merasa lelah dan bosan untuk berputar-putar mengendarai mobil balapnya.

Struktur pengulangan terdiri dari dua bagian:
  1. Kondisi pengulangan: yaitu syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pengulangan. Syarat ini biasanya dinyatakan dalam ekspresi Boolean yang harus diuji apakah bernilai benar (true) atau salah (false)
  2. Badan pengulangan (loop body): yaitu satu atau lebih instruksi yang akan diulang
Pada struktur pengulangan, biasanya juga disertai bagian inisialisasi dan bagian terminasi. Inisialisasi adalah instruksi yang dilakukan sebelum pengulangan dilakukan pertama kali. Bagian inisialisasi umumnya digunakan untuk memberi nilai awal sebuah variable. Sedangkan terminasi adalah instruksi yang dilakukan setelah pengulangan selesai dilaksanakan.

Ada beberapa bentuk pengulangan yang dapat digunakan, masing-masing dengan syarat dan karakteristik tersendiri. Beberapa bentuk dapat dipakai untuk kasus yang sama, namun ada bentuk yang hanya cocok untuk kasus tertentu saja. Pemilihan bentuk pengulangan untuk masalah tertentu dapat mempengaruhi kebenaran algoritma. Pemilihan bentuk pengulangan yang tepat bergantung pada masalah yang akan diprogram.

Struktur pengulangan dengan for:
Pengulangan dengan menggunakan for, merupakan salah satu teknik pengulangan yang paling tua dalam bahasa pemrograman. Hampir semua bahasa pemrograman menyediakan metode ini, meskipun sintaksnya mungkin berbeda. Pada struktur for, kita harus tahu terlebih dahulu seberapa banyak badan loop akan diulang. Struktur ini menggunakan sebuah variable yang biasa disebut sebagai loop’s counter, yang nilainya akan naik atau turun selama proses pengulangan. Flowchart umum untuk struktur For tampak pada gambar 5.14. Perhatikan penggunaan simbol preparation pada flowchart tersebut.


Dalam mengeksekusi sebuah pengulangan dengan For, urutan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Menetapkan nilai counter sama dengan awal.
  2. Memeriksa apakah nilai counter lebih besar daripada nilai akhir. Jika benar, maka keluar dari proses pengulangan. Apabila kenaikan bernilai negatif, maka proses akan memeriksa apakah nilai counter lebih kecil daripada nilai akhir. Jika benar, maka keluar dari proses pengulangan.
  3. Mengeksekusi pernyataan yang ada di badan loop
  4. Menaikkan/menurunkan nilai counter sesuai dengan jumlah yang ditentukan pada argument increment. Apabila argument increment tidak ditetapkan, maka secara default nilai counter akan dinaikkan 1.
  5. Ulang kembali mulai langkah no 2.
Satu hal yang penting yang harus kita perhatikan adalah nilai counter selalu ditetapkan diawal dari pengulangan. Apabila kita mencoba merubah nilai akhir pada badan loop, maka tidak akan berdampak pada berapa banyak pengulangan akan dilakukan.

Contoh 5.19. Algoritma untuk mencetak pernyataan sebanyak 100 kali

Mungkin kita pernah ketika masih di sekolah dasar melakukan perbuatan nakal yang membuat kita disuruh menuliskan pernyataan tertentu sebanyak 100 kali sebagai hukuman atas kenakalan tersebut. Misalkan pernyataan yang harus ditulis adalah "Saya tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi".
Bagaimanakah caranya algoritma untuk kasus ini?

Penyelesaian:
Pada contoh ini, kita memerlukan variabel counter, misalkan kita beri nama I. Nilai awalnya adalah 1 dan nilai akhirnya adalah 100. Sedangkan increment atau kenaikan tiap kali pengulangan dari I adalah satu. Perintah untuk mencetak pernyataan akan diulang satu persatu sampai nilai akhir dari counter terpenuhi (100). Flowchart penyelesaian untuk contoh ini dapat dilihat pada gambar 5.15.


Perhatikan bagaimana mudahnya kita melakukan pengulangan. Pada gambar 5.15 tersebut increment tidak dicantumkan. Karena sesuai langkah-langkah yang dijelaskan sebelumnya, jika tidak dicantumkan maka otomatis nilai increment adalah satu.

Contoh 5.20. Flowchart untuk mencetak anggota suatu himpunan.

Diketahui sebuah himpunan A yang beranggotakan bilangan 1, 3, 5, .., 19. Buatlah flowchart untuk mencetak anggota himpunan tersebut.

Penyelesaian:
Pada contoh ini, kita memerlukan variabel counter, misalkan kita beri nama A (sesuai dengan nama himpunan). Nilai awalnya adalah 1 dan nilai akhirnya adalah 19. Dari pola himpunan, kita tahu bahwa kenaikan bilangan adalah 2 (1 ke 3, 3 ke 5, dan seterusnya). Sehingga bisa kita nyatakan increment atau kenaikan tiap kali pengulangan dari A adalah 2. Flowchart penyelesaian untuk contoh ini dapat dilihat pada gambar 5.16.


Pada Gambar 5.16 tersebut, perhatikan pada simbol preparation. Terdapat tambahan pernyataan step 2. Inilah yang disebut sebagai increment. Setiap kali pengulangan, maka nilai counter yaitu A akan bertambah 2 sehingga yang akan tercetak adalah 1, 3, 5, .., 19.

Contoh 5.21. Menentukan hasil dari suatu flowchart pengulangan.

Perhatikan flowchart pada Gambar 5.17. Tentukan hasil dari flowchart tersebut.

Penyelesaian:
Pada contoh ini, kita mencoba menentukan hasil dari sebuah flowchart. Bagaimana menurut kita jawabannya?
Marilah kita uraikan jalannya fowchart tersebut.

Pada flowchart, setelah Start, kita meletakkan satu proses yang berisi pernyataan A = 1. Bagian inilah yang disebut inisialisasi. Kita memberi nilai awal untuk A = 1. Variabel counter-nya adalah X dengan nilai awal 1 dan nilai akhir 10, tanpa increment (atau secara default increment-nya adalah 1). Ketika masuk ke badan loop untuk pertama kali, maka akan dicetak langsung nilai variabel A. Nilai variabel A masih sama dengan 1. Kemudian proses berikutnya adalah pernyataan A = A + 2. Pernyataan ini mungkin agak aneh, tapi ini adalah sesuatu yang pemrograman. Arti dari pernyataan ini adalah gantilah nilai A yang lama dengan hasil penjumlah nilai A lama ditambah 2. Sehingga A akan bernilai 3. Kemudian dilakukan pengulangan yang ke-dua. Pada kondisi ini nilai A adalah 3, sehingga yang tercetak oleh perintah print adalah 3. Baru kemudian nilai A kita ganti dengan penjumlahan A + 2. Nilai A baru adalah 5. Demikian seterusnya. Sehingga output dari flowchart ini adalah 1, 3, 5, 7, .., 19.

Kita dapat melihat sekarang, bahwa gambar 5.16 dan 5.17 memberikan output yang sama. Dari kedua flowchart tersebut, gambar 5.17 merupakan flowchart yang disarankan. Meskipun lebih panjang, tetapi lebih terstruktur. Selain itu tidak semua bahasa pemrograman memberi fasilitas pengaturan increment.

Flowchart pada gambar 5.17 harus kita perhatikan benar-benar, terutama posisi pernyataan Print A. Cobalah membalik posisinya sehingga letak pernyataan A = A + 2 berada di atas pernyataan Print A. Bagaimanakah hasilnya?

Seperti halnya struktur percabangan, kita juga akan menjumpai bentuk struktur pengulangan bersarang (nested). Artinya, ada suatu pengulangan yang berada di dalam pengulangan yang lain. Perhatikan Contoh 5.22 berikut ini.

Contoh 5.21. Menentukan hasil dari suatu flowchart pengulangan.

Perhatikan flowchart pada Gambar 5.18. Tentukan hasil dari flowchart tersebut.

Penyelesaian:
Pada contoh ini, kita mencoba menentukan hasil dari sebuah flowchart dengan pengulangan bersarang. Bagaimana menurut kita jawabannya?
Marilah kita uraikan jalannya flowchart tersebut.

Pada gambar 5.18 tersebut, terlihat ada dua simbol preparation. Yang pertama dengan variabel counter X dan yang kedua dengan variabel counter Y. Dalam posisi, variabel counter Y terletak setelah variabel counter X. Hal ini berarti pengulangan dengan variabel counter Y terletak di dalam variabel counter X. Inilah yang disebut sebagai pengulangan bersarang.

Pada bentuk pengulangan seperti ini, alur eksekusi program akan berjalan sebagai berikut:
  • Variabel X akan diisi dengan nilai awal counter-nya yaitu 1.
  • Variabel Y akan diisi dengan nilai awal counter-nya yaitu 0
  • Nilai Z dihitung dengan mengalikan X dengan Y. Nilai X = 1 dan nilai Y = 0 jadi nilai Z = 0
  • Nilai X, Y dan Z dicetak di layar.
  • Alur berputar, dan nilai Y dinaikkan menjadi 1, sedangkan nilai X masih satu (karena bagian X belum berputar).
  • Nilai Z = 1 hasil perkalian X = 1 dan Y = 1.
  • Nilai X, Y, dan Z akan dicetak lagi di layar.
  • Alur berputar kembali, sehingga nilai Y menjadi 2, dan nilai Z akan menjadi 2.
  • Setelah ini perputaran akan keluar dari Y, karena nilai akhir counter yaitu sudah tercapai.
  • Nilai X akan dinaikkan 1 menjadi 2, dan proses kembali melakukan pengulangan pada bagian Y seperti di atas.
  • Proses pengulangan diulang terus sampai nilai akhir dari counter X yaitu 3 tercapai. Sehingga hasil akhir dari flowchart tersebut adalah sebagai berikut:


    Dari Contoh 5.21. di atas kita bisa melihat ada aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam pengulangan bersarang, yaitu:

  • Masing-masing pengulangan (badan loop) mempunyai variabel counter sendiri-sendiri.
  • Pengulangan-pengulangan tersebut tidak boleh tumpang tindih.

Struktur pengulangan dengan while:
Pada pengulangan dengan For, banyaknya pengulangan diketahui dengan pasti karena nilai awal (start) dan nilai akhir (end) sudah ditentukan diawal pengulangan. Bagaimana jika kita tidak tahu pasti harus berapa kali mengulang? Pengulangan dengan While merupakan jawaban dari permasalahan ini. Seperti halnya For, struktur pengulangan dengan While juga merupakan struktur yang didukung oleh hampir semua bahasa pemrograman namun dengan sintaks yang berbeda.

Struktur While akan mengulang pernyataan pada badan loop sepanjang kodisi pada While bernilai benar. Dalam artian, kita tidak perlu tahu pasti berapa kali diulang. Yang penting sepanjang kondisi pada While dipenuhi, maka pernyataan pada badan loop akan diulang. Flowchart umum untuk struktur While dapat dilihat pada gambar 5.19.

Pada gambar 5.19., tampak bahwa simbol preparasi untuk pengulangan seperti pada For tidak digunakan lagi. Namun kita menggunakan simbol decision untuk mengendalikan pengulangan. Selain kondisi, biasanya pada pengulangan While harus dilakukan inisialisasi variabel terlebih dahulu.

Contoh 5.22. Pengulangan dengan While untuk mencetak nilai tertentu.

Perhatikan flowchart pada gambar 5.20. Bagaimanakah output dari flowchart tersebut?

Penyelesaian:
Perhatikan gambar 5.20. Bisakah kita menentukan hasil dari flowchart tersebut? Perhatikan tahapan eksekusi flowchart berikut ini.
  1. Pada flowchart ini ada dua variabel yang kita gunakan, yaitu: A dan B. Kedua variabel tersebut kita inisialisasi nilai awalnya (A = 1 dan B = 0) sebelum proses loop terjadi. Variabel A adalah variabel counter.
  2. Pada simbol decision, nilai A akan diperiksa apakah memenuhi kondisi (< 10). Jika Ya, maka perintah berikutnya dieksekusi, jika tidak, maka program akan berhenti. Pada awal eksekusi ini kondisi akan terpenuhi karena nilai A = 1.
  3. Jalankan perintah Print B.
  4. Nilai variabel A kemudian diganti dengan nilai A lama (1) ditambah 2. Sehingga nilai variabel A baru adalah 3. Sedangkan nilai variabel B = 9 (hasil perkalian A = 3).
  5. Program akan berputar kembali untuk memeriksa apakah nilai variabel A masih lebih kecil dari 10. Pada kondisi ini nilai A = 3, sehingga kondisi masih terpenuhi. Kemudian langkah berulang ke langkah ke 3. Begitu seterusnya sampai nilai variabel A tidak lagi memenuhi syarat kurang dari 10. Sehingga output dari flowchart ini adalah : 0, 9, 25, 49, 81.
Seperti halnya pengulangan dengan For, pengulangan dengan While juga memungkinkan terjadinya pengulangan bersarang. Aturan dan cara yang dilakukan sama dengan pengulangan dengan For.

Pada beberapa bahasa pemrograman juga disediakan pengulangan dengan cara Do ... Loop dan Repeat .. Until. Kedua cara ini mirip dengan While, perbedaannya adalah letak dari kondisi. Pada While pemeriksaan kondisi diletakkan sebelum badan loop. Sedangkan Do ... Loop dan Repeat ... Until, pemeriksaan kondisi dilakukan setelah badan loop.

1 komentar :

Terima kasih, atas saran atau usulan anda.

Translate

Menu Blog Ini

Buka Semua | Tutup Semua

 
SUPPORT: anisa indra - dmca
Copyright © 2011-2018. Citra teknologi - All Rights Reserved
Template Created by: Creating Website
Published by: Mas Template - Proudly powered by: Blogger