SISTEM COMMON CHANNEL SIGNALING SEVEN | |
1. Maksud dan Peranan SS7 atau C7 2. SS7 3. Arsitektur Protokol SS7 |
4. Message Transfer Part (MTP) 5. ISUP (ISDN User Parts) |
Pada gambar di posting sebelum postingan ini, terdapat bagian Message Transfer Part (MTP yang dibagi menjadi 3 level. Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP). MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical, dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.
MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC).
Berikut format dari MTP level dua:
- Flag (F): Sebagai indikasi awal dan akhir dari signal unit.
- Cyclic Redundancy Chech (CK): 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating.
- Signaling Information Field (SIF): Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya.
- Service Information Octet (SIO): Indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer di atas nya.
- Length Indicator (LI): Menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut.
- Forward Indicator Bit (FIB): Digunakan untuk mengidentifikasi error recovery dan nomor portabel serta mengindikasikan database yang siap di query.
- Forward Sequence Number (FSN): Indikator sequence number signal unit.
- Backward Indikator Bit (BIB): Untuk error recovery.
- Backward Sequence Number (BSN): Digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.
- Message Signal Unit: Digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID.
- Link Status Signal Unit: Menyediakan link status indication sehingga link dapat di monitor, dan system akan tahu kapan link out of service.
- Fill-In Signal Unit: Menampilkan pengecekan error dan akan di transmit-kan saat MSU atau LSSU ada
MTP Level 3 menyediakan message routing antara titik sinyaling dalam jaringan SS7. MTP Level 3 melakukan routing ulang jika terjadi trafik dari link yang gagal, dan titik sinyaling akan mengendalikan trafik tersebut ketika terjadi kemacetan. MTP Level 3 ini sama atau ekivalent dengan OSI pada Network Layer. MTP level tiga ini juga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management. Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasanya di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group:
XXX-YYY-ZZZ, dimana:
XXX = Network Identification, YYY = Cluster Member, ZZZ = Member Number.
Tiap-tiap nomor tersebut di atas berasal dari 8 digit, jadi range yang dimiliki berkisar mulai 000 sampai 254.
Semua elemen network di SS7 ditandai dengan sebuah POINT CODE. Untuk point code dari perangkat Huawei, point codenya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3. Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang disebut: alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP-STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.
GT (Global Title) merupakan pengalamatan/addressing yang digunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal dari MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasikan ke point code STP berikutnya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing, dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).
MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:
- Link Management: Menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation, dan restoration.
- Route Management: Menyediakan pertukaran route sinyaling yang tersedia antara titik sinyaling dengan menggunakan prosedur terdefinisi seperti: transfer prohibited, tranfer restricted, dan lain sebagainya.
- Traffic management: Mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service.
Penggunaan GTT (Global Title Translation) sebagai actual destination merupakan salah satu fungsi dari STP. Dimana MTP menggunakan 'point code tujuan' sebagai pengalamatan interconecting node SCCP dengan menggunakan empat informasi yaitu: calling/called party number, DPC (Destination Point Code), subsystem number, dan translation type. DPC biasanya adalah pengalamatan dari STP yang menunjukkan suatu GTT. Sub-system number adalah logical address yang di tentukan dari application database.
Sebuah SCP bisa jadi memiliki aplikasi database yang banyak (multiple application data base). Jadi, sub-system digunakan untuk memeriksa database yang digunakan. SS7 message di routing-kan menggunakan MTP ke STP yang dituju dengan berdasarkan GTT-nya. Di sini STP akan memeriksa called party address dan meneruskan ke tabel Global Title untuk mendapatkan informasi routing selanjutnya. Type translation di sini digunakan untuk peng-identifikasian, dimana Global Title Table merujuk ke suatu STP yang memiliki list GTT tersebut. Global Title Table memberikan informasi mengenai DPC ke sebuah message sehingga dapat di route-kan menggunakan MTP. Proses operasi TCAP membutuhkan kedua routing MTP dan SCCP. MTP digunakan didalam hubungan dengan SCCP untuk route dari message ke network.
DPC yang berada di dalam TCAP message akan memberikan informasi GTT. TCAP message berisi inforamsi mengenai type sub-system dan translasi. TCAP message adalah sebuah MTP yang di route-kan ke GTT STP. Saat message dikirimkan ke sebuah STP, SSP akan mengecek status dari line original calling party’s dan memberikan respon ke CLASS subscriber’s switch. Respon ini di routingkan MTP menggunakan point code dari CLASS subscriber switch sebagai DPC-nya.
Lapisan atas dari SS7 menggunakan beberapa protocol yang berbeda yang terbagi menjadi 2 'area' yaitu: user parts dan application parts. User Parts digunakan untuk memberikan service connection-oriented seperti misalnya call setup dan disconnect. Application parts biasa mensupport untuk jenis service connection-less seperti call routing, informasi profile subscriber, dan akses database.
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih, atas saran atau usulan anda.